Fatmawati (SMA N 1 Sumberejo)
CGP Angkatan 1 Kabupaten Tanggamus
Budaya
Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah
A.
Latar
Belakang
Kebersihan merupakan salah satu hal
terpenting untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Kebersihan juga berperan
penting untuk menciptakan lingkungan sekolah serta suasana dan proses pembelajaran yang
kondusif, nyaman, tentram dan menyenangkan yang menjadi dambaan semua warga
sekolah. Suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan memungkinkan siswa untuk
memusatkan pikiran dan perhatian kepada apa yang sedang dipelajari sehingga
prestasi belajar siswa dapat dicapai seoptimal mungkin. Ruang belajar dan
lingkungan sekolah yang tertata dengan rapi, bersih dan nyaman akan mendukung
pembelajaran yang kondusif.
Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih serta suasana dan proses pembelajaran yang kondusif tentunya tidak akan terjadi dengan sendirinya serta penuh tantangan dan hambatan.Untuk mewujudkan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah tentunya tidak hanya menjadi tugas petugas kebersihan tetapi menjadi tugas semua warga sekolah dan memerlukan kerja sama dari seluruh warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, petugas kebersihan, peserta didik, komite sekolah, orangtua, dan masyarakat di sekitar sekolah sehingga tercipta budaya kelas dan lingkungan sekolah yang bersih, rapi dan nyaman sebagai bagian pendidikan karakter dan pembiasaan budaya positif di sekolah.
B. Deskripsi Aksi Nyata
1.
Gambaran Umum Program :
Program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” adalah program menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai bagian pendidikan karakter dan pembiasaan budaya positif di sekolah.
Program ini bertujuan untuk membentuk karakter budaya bersih pada semua warga sekolah dan menumbuhkan kreatifitas siswa yang berbudaya lingkungan sehingga tercipta lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, aman, indah dan asri yang mendukung lingkungan belajar yang kondusif dan membuat peserta didik merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
Aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dalam program budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah antara lain :
Ø
Operasi semut dilakukan setiap hari
senin dan jum’at, yaitu memungut sampah yang ada di kelas dan lingkungan
sekolah.
Ø
Jum’at Bersih yaitu melakukan kegiatan
bersih-bersih kelas dan lingkungan sekolah pada hari Jum’at minggu ke tiga.
Ø
Piket harian yaitu adanya piket harian
di kelas yang menjaga kebersihan kelas sepanjang hari
Ø
Penataan ruang kelas yaitu menata
ruangan kelas agar kelas, bersih, rapi, indah, dan nyaman.
Ø
Penataan taman/kebun yaitu setiap kelas
diberi tanggung jawab untuk menata dan memelihara kebun/taman kelas baik di
halaman depan kelas maupun belakang kelas
Sedangkan aktivitas yang dilakukan oleh guru antara lain :
Ø Wali
kelas membimbing dan mengawasi murid binaannya dalam menjaga kebersihan kelas
dan lingkungan di sekitarnya serta dalam penataan kelas dan taman
Ø Guru
mata pelajaran yang masuk ke kelas membimbing murid dalam menjaga kebersihan
kelas
2. Deskripsi Pelaksanaan Program
a.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan program “Budaya
Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah”
ini akan dimulai pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
b. Strategi Pelaksanaan Program
Ø
Tim 7K membuat program kerja “Budaya
Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah”
Ø
Tim 7K menyampaikan program kepada
kepala sekolah.
Ø
Tim 7K menyampaikan program kepada semua
warga sekolah tentang program kebersihan kelas dan lingkungan sekolah serta
pelaksanaan penilaian kebersihan kelas.
Ø
Peserta didik menjaga kebersihan kelas
dan lingkungan sekolah sesuai dengan
program (piket harian, operasi semut, jum’at bersih)
Ø
Guru mengawasi dan membimbing peserta
didik dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah
Ø
Tim 7K bekerjasama dengan guru dan
tenaga kependidikan memantau dan memonitoring kegiatan budaya kebersihan kelas
dan lingkungan sekolah
Ø
Tim 7K dan tim penilai melakukan
penilaian kebersihan kelas.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Program
1) Faktor
Pendukung
Faktor pendukung program “Budaya
kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” ini adalah semua pemangku kepentingan
yang ada disekolah yang terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab
dalam hal kebijakan, tim 7K, guru, tenaga kependidikan, orang tua, komite
sekolah, masyarakat sekitar, peserta
didik dan Pemerintah baik Dinas Pendidikan maupun pemerintah daerah.
Selain itu faktor sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan program sangat mempengaruhi keberhasilan
program.
2)
Faktor Penghambat
Faktor-faktor yang dapat menghambat
program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah ” ini antaralain:
Ø Kurangnya
kerjasama tim, guru dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
program
Ø Peserta
didik kurang konsisten dalam melakukan kegiatan
Ø Kurangnya
sarana dan prasarana yang mendukung program
C. Hasil
Aksi Nyata
1. Pelaksanaan Program
Program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” dilaksanakan sebagai aksi nyata modul 3.3. tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Aksi nyata ini dilaksanakan setelah libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H dan sebelum pelaksanaan Penilaian Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 yaitu tanggal 24 s.d. 28 Mei 2020. Karena pembelajaran jarak jauh dilaksanakan secara daring maka program ini dilaksanakan dengan cara membagi piket harian perkelas untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah dengan diawasi wali kelas masing-masing.
2. Hasil Pelaksanaan Program
Hasil pelaksanaan program dapat terlihat pelaksanaan kegiatan budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh peserta didik melalui piket harian, Jum’at Bersih, penataan kelas dan taman. Peserta didik menerapkan budaya bersih dalam kegiatan sehari-hari, murid kreatif dalam menata kelas dan taman, murid bekerjasama dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sehingga tercipta lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, aman, indah dan asri yang mendukung lingkungan belajar yang kondusif dan membuat murid merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran
Hasil yang diperoleh dari aksi nyata “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” antara lain :
1.
Sebagai CGP saya dapat membuat program
sekolah yang berdampak pada murid melalui tahapan BAGJA dengan memanfaatkan dan
memaksimalkan asset yang dimiliki oleh sekolah.
2.
Seluruh warga sekolah (kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan dan siswa) berkolaborasi dan bekerjasama dalam
mewujudkan kelas dan lingkungan sekolah yang bersih sehingga kelas dan
lingkungan sekolah menjadi bersih, rapi, asri, nyaman, sejuk dan rindang.
2. Seluruh warga sekolah terbiasa dengan kondisi
kelas dan lingkungan sekolah yang bersih sehingga selalu menjaga agar kelas
lingkungan sekolah tetap bersih, rapi, asri, nyaman, sejuk, indah dan rindang.
3. Siswa menjadi lebih kreatif dan berbudaya
lingkungan serta termotivasi untuk belajar.
D. Pembelajaran
yang didapatkan dari Pelaksanaan Program
Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” antara lain :
1. Fakta (Fact)
Yang paling menarik adalah peserta didik menata kelasnya sesuai dengan identitas peminatan kelas masing-masing. Selanjutnya peserta didik dapat menghasilkan sebuah karya sebagai hasil dari kreasi mereka sendiri sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat mereka dalam mendesain ruang kelas sehingga mereka nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas mereka. Selain itu, peserta didik antusias dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.
2. Perasaan (Feeling)
Peserta didik merasa senang dan semangat melakukan kegiatan budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah tanpa paksaan karena mereka dapat bekerjasama dengan teman-temannya dalam menjaga kebersihan kelas dan sekolah serta berkreasi dalam mendesain kelas dengan hasil karya dan kreatifitas mereka sendiri sehingga kelas mereka nyaman untuk kegiatan proses pembelajaran.
3. Temuan (Finding)
Masih ada peserta didik kurang perduli dengan kebiasaan menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sehingga ketika teman-temannya sibuk menjaga kebersihan, dia hanya duduk diam saja. Hal ini bisa saja karena kebiasaan peserta didik di rumah terbawa ke sekolah. Selain itu mungkin karena kurangnya pengawasan dan bimbingan dari guru. Hal ini terjadi karena adanya keberagaman peserta didik dan keberagaman perilaku. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin bisa menerapkan pembuatan kesepakatan kelas terlebih dahulu sebelum menjalankan program tersebut sehingga program budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah dapat terlaksana lebih baik lagi sesuai dengan yang diharapkan.
4. Masa Depan (Future)
Jika budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sudah tertanam dalam diri peserta didik dan seluruh warga sekolah, maka peserta didik dan seluruh warga sekolah akan terbiasa tinggal dan belajar di lingkungan yang bersih, indah, asri dan nyaman sehingga jika kondisi kelas dan lingkungan sekolah kotor mereka menjadi tidak nyaman dan segera membersihkannya sehingga lingkungan kelas dan sekolah akan selalu bersih setiap saat. Selain itu mereka akan saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu menjaga kebersihan. Dari kegiatan tersebut ada kemampuan lain yang dapat mereka pelajari seperti kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi dengan orang lain, perduli dengan orang lain, disiplin, tanggung jawab, dan perduli pada lingkungan.
Kedepannya program budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah ini akan ditingkatkan lebih baik lagi dengan menjalin kerjasama dan berkolaborasi dengan semua pihak yang ada di sekolah termasuk orangtua dan masyarakat sekitar sehingga budaya kebersihan itu tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga diterapkan di rumah dan di masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan aksi nyata :
Ø Program
“Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” tetap dapat berjalan dengan
baik pada masa pandemi Covid 19 walupun hanya dengan memaksimalkan piket kelas
dan kegiatan Jum’at Bersih.
Ø Adanya
kolaborasi dan kerjasama seluruh warga sekolah dalam menciptakan kelas dan
lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah dan nyaman untuk proses
pembelajaran
Ø Semua
warga sekolah memanfaatkan dan memaksimalkan aset yang dimiliki oleh sekolah
Ø Siswa dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk berkarya dan berkreasi.
Kegagalan
pelaksanaan aksi nyata :
·
Pelaksanaan
program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” belum bisa
dilaksanakan secara maksimal karena pandemic Covid 19 pembelajaran dilakukan
secara daring sehingga baru bisa memaksimalkan piket kelas dan kegiatan Jum’at
Bersih.
· Masih ada siswa yang tidak hadir pada saat jadwal piket kelas karena tempat tinggal yang jauh.
·
Masih
ada siswa yang kurang perduli dengan kebersihan lingkungan.
F. Rencana
Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang :
a. Kolaborasi dan kerjasama seluruh warga sekolah harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
b. Memberi kebebasan kepada siswa untuk berkreasi dan berkarya
c. Memanfaatkan dan memaksimalkan aset, potensi dan fasilitas yang ada
d. Selalu memonitoring dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan untuk perbaikkan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
G. Dokumentasi