Minggu, 13 Juni 2021

3.3.a.10. Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 Fatmawati (SMA N 1 Sumberejo)

CGP Angkatan 1 Kabupaten Tanggamus


Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah

 


A.    Latar Belakang

 

Kebersihan merupakan salah satu hal terpenting untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Kebersihan juga berperan penting untuk menciptakan lingkungan sekolah serta  suasana dan proses pembelajaran yang kondusif, nyaman, tentram dan menyenangkan yang menjadi dambaan semua warga sekolah. Suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan memungkinkan siswa untuk memusatkan pikiran dan perhatian kepada apa yang sedang dipelajari sehingga prestasi belajar siswa dapat dicapai seoptimal mungkin. Ruang belajar dan lingkungan sekolah yang tertata dengan rapi, bersih dan nyaman akan mendukung pembelajaran yang kondusif.

Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih serta suasana dan proses pembelajaran yang kondusif tentunya tidak akan terjadi dengan sendirinya serta penuh tantangan dan hambatan.Untuk mewujudkan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah tentunya tidak hanya menjadi tugas petugas kebersihan tetapi menjadi tugas semua warga sekolah dan memerlukan kerja sama dari seluruh warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, petugas kebersihan, peserta didik, komite sekolah, orangtua, dan masyarakat di sekitar sekolah sehingga tercipta budaya kelas dan lingkungan sekolah yang bersih, rapi dan nyaman sebagai bagian pendidikan karakter dan pembiasaan budaya positif di sekolah. 


B. Deskripsi Aksi Nyata

 

      1.   Gambaran Umum Program :

Program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” adalah program menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai bagian pendidikan karakter dan pembiasaan budaya positif di sekolah.

Program  ini bertujuan untuk membentuk karakter budaya bersih pada semua warga sekolah dan  menumbuhkan kreatifitas siswa yang berbudaya lingkungan sehingga tercipta  lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, aman, indah dan asri yang mendukung lingkungan belajar yang kondusif dan membuat peserta didik merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.           

 

Aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dalam program budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah antara lain :

Ø  Operasi semut dilakukan setiap hari senin dan jum’at, yaitu memungut sampah yang ada di kelas dan lingkungan sekolah.

Ø  Jum’at Bersih yaitu melakukan kegiatan bersih-bersih kelas dan lingkungan sekolah pada hari Jum’at minggu ke tiga.

Ø  Piket harian yaitu adanya piket harian di kelas yang menjaga kebersihan kelas sepanjang hari

Ø  Penataan ruang kelas yaitu menata ruangan kelas agar kelas, bersih, rapi, indah, dan nyaman.

Ø  Penataan taman/kebun yaitu setiap kelas diberi tanggung jawab untuk menata dan memelihara kebun/taman kelas baik di halaman depan kelas maupun belakang kelas

 Sedangkan  aktivitas yang dilakukan oleh guru antara lain :

Ø  Wali kelas membimbing dan mengawasi murid binaannya dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan di sekitarnya serta dalam penataan kelas dan taman

Ø  Guru mata pelajaran yang masuk ke kelas membimbing murid dalam menjaga kebersihan kelas

 

2.   Deskripsi Pelaksanaan Program

a.       Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan program “Budaya Kebersihan Kelas dan  Lingkungan Sekolah” ini akan dimulai pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.

b.   Strategi Pelaksanaan Program

Ø  Tim 7K membuat program kerja “Budaya Kebersihan Kelas dan  Lingkungan Sekolah”

Ø  Tim 7K menyampaikan program kepada kepala sekolah.

Ø  Tim 7K menyampaikan program kepada semua warga sekolah tentang program kebersihan kelas dan lingkungan sekolah serta pelaksanaan penilaian kebersihan kelas.

Ø  Peserta didik menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah  sesuai dengan program (piket harian, operasi semut, jum’at bersih)

Ø  Guru mengawasi dan membimbing peserta didik dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah

Ø  Tim 7K bekerjasama dengan guru dan tenaga kependidikan memantau dan memonitoring kegiatan budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah

Ø  Tim 7K dan tim penilai melakukan penilaian kebersihan kelas.

 c.   Faktor Pendukung dan Penghambat Program

1)   Faktor Pendukung

Faktor pendukung program “Budaya kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” ini adalah semua pemangku kepentingan yang ada disekolah yang terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab dalam hal kebijakan, tim 7K, guru, tenaga kependidikan, orang tua, komite sekolah, masyarakat sekitar,  peserta didik dan Pemerintah baik Dinas Pendidikan maupun pemerintah daerah.

Selain itu faktor sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan program sangat mempengaruhi keberhasilan program.

 

2)   Faktor Penghambat

Faktor-faktor yang dapat menghambat program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah ” ini antaralain:

Ø  Kurangnya kerjasama tim, guru dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya sesuai program

Ø  Peserta didik kurang konsisten dalam melakukan kegiatan

Ø  Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung program

 

C. Hasil Aksi Nyata

 

1.   Pelaksanaan Program

Program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” dilaksanakan sebagai aksi nyata modul 3.3. tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Aksi nyata ini dilaksanakan setelah libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H dan sebelum pelaksanaan Penilaian Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 yaitu tanggal 24 s.d. 28 Mei 2020. Karena pembelajaran jarak jauh dilaksanakan secara daring maka program ini dilaksanakan dengan cara membagi piket harian perkelas untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah dengan diawasi wali kelas masing-masing.

 2.   Hasil Pelaksanaan Program

Hasil pelaksanaan program dapat terlihat pelaksanaan kegiatan budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh peserta didik melalui piket harian, Jum’at Bersih, penataan kelas dan taman. Peserta didik menerapkan budaya bersih dalam kegiatan sehari-hari,  murid kreatif dalam menata kelas dan taman, murid bekerjasama dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sehingga tercipta lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, aman, indah dan asri yang mendukung lingkungan belajar yang kondusif dan membuat murid merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran

 


Hasil yang diperoleh dari aksi nyata “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” antara lain :

1.      Sebagai CGP saya dapat membuat program sekolah yang berdampak pada murid melalui tahapan BAGJA dengan memanfaatkan dan memaksimalkan asset yang dimiliki oleh sekolah.

2.      Seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa) berkolaborasi dan bekerjasama dalam mewujudkan kelas dan lingkungan sekolah yang bersih sehingga kelas dan lingkungan sekolah menjadi bersih, rapi, asri, nyaman, sejuk dan rindang.

2.   Seluruh warga sekolah terbiasa dengan kondisi kelas dan lingkungan sekolah yang bersih sehingga selalu menjaga agar kelas lingkungan sekolah tetap bersih, rapi, asri, nyaman, sejuk, indah dan rindang.

3.   Siswa menjadi lebih kreatif dan berbudaya lingkungan serta termotivasi untuk belajar.

 

D. Pembelajaran yang didapatkan dari Pelaksanaan Program

 

Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” antara lain :

1.  Fakta (Fact)

Yang paling menarik adalah peserta didik menata kelasnya sesuai dengan identitas peminatan kelas masing-masing. Selanjutnya peserta didik dapat menghasilkan sebuah karya sebagai hasil dari kreasi mereka sendiri sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat mereka dalam mendesain ruang kelas sehingga mereka nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas mereka. Selain itu, peserta didik antusias dalam menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.


2.   Perasaan (Feeling)

Peserta didik merasa senang dan semangat melakukan kegiatan budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah tanpa paksaan karena mereka dapat bekerjasama dengan teman-temannya dalam menjaga kebersihan kelas dan sekolah serta berkreasi dalam mendesain kelas dengan hasil karya dan kreatifitas mereka sendiri sehingga kelas mereka nyaman untuk kegiatan proses pembelajaran.

 

3.  Temuan (Finding)

Masih ada peserta didik kurang perduli dengan kebiasaan menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sehingga ketika teman-temannya sibuk menjaga kebersihan, dia hanya duduk diam saja. Hal ini bisa saja karena kebiasaan peserta didik di rumah terbawa ke sekolah. Selain itu mungkin karena kurangnya pengawasan dan bimbingan dari guru. Hal ini terjadi karena adanya keberagaman peserta didik dan keberagaman perilaku. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin bisa menerapkan pembuatan kesepakatan kelas terlebih dahulu sebelum menjalankan program tersebut sehingga program budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah dapat terlaksana lebih baik lagi sesuai dengan yang diharapkan.

 

4.   Masa Depan (Future)

Jika budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sudah tertanam dalam diri peserta didik dan seluruh warga sekolah, maka peserta didik dan seluruh warga sekolah akan terbiasa tinggal dan belajar di lingkungan yang bersih, indah, asri dan nyaman sehingga jika kondisi kelas dan lingkungan sekolah kotor mereka menjadi tidak nyaman dan segera membersihkannya sehingga lingkungan kelas dan sekolah akan selalu bersih setiap saat. Selain itu mereka akan saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu menjaga kebersihan. Dari kegiatan tersebut ada kemampuan lain yang dapat mereka pelajari seperti kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi dengan orang lain, perduli dengan orang lain, disiplin, tanggung jawab, dan perduli pada lingkungan.

Kedepannya program budaya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah ini akan ditingkatkan lebih baik lagi dengan menjalin kerjasama dan berkolaborasi dengan semua pihak yang ada di sekolah termasuk orangtua dan masyarakat sekitar sehingga budaya kebersihan itu tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga diterapkan di rumah dan di masyarakat.

 Keberhasilan pelaksanaan aksi nyata :

Ø  Program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” tetap dapat berjalan dengan baik pada masa pandemi Covid 19 walupun hanya dengan memaksimalkan piket kelas dan kegiatan Jum’at Bersih.

Ø  Adanya kolaborasi dan kerjasama seluruh warga sekolah dalam menciptakan kelas dan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah dan nyaman untuk proses pembelajaran

Ø  Semua warga sekolah memanfaatkan dan memaksimalkan aset yang dimiliki oleh sekolah

Ø  Siswa dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk berkarya dan berkreasi.

 

Kegagalan pelaksanaan aksi nyata :

·         Pelaksanaan program “Budaya Kebersihan Kelas dan Lingkungan Sekolah” belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena pandemic Covid 19 pembelajaran dilakukan secara daring sehingga baru bisa memaksimalkan piket kelas dan kegiatan Jum’at Bersih.

·         Masih ada siswa yang tidak hadir pada saat jadwal piket kelas karena tempat tinggal yang jauh.

·         Masih ada siswa yang kurang perduli dengan kebersihan lingkungan.

 

F.   Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang :

a.       Kolaborasi dan kerjasama seluruh warga sekolah harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

b.      Memberi kebebasan kepada siswa untuk berkreasi dan berkarya

c.       Memanfaatkan dan memaksimalkan aset, potensi dan fasilitas yang ada

    d.  Selalu memonitoring dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan untuk perbaikkan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.


G. Dokumentasi


     

 

 

 



 







Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan m...