Selasa, 30 November 2021

Menjadi Guru Itu Menyenangkan

 


Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Berdasarkan pengertian tersebut berarti tugas guru antara lain :

  1. Mendidik murid dengan menuntun segala kodrat atau kekuatan yang dimiliki oleh murid supaya dapat mencapai kebahagiaan baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
  2. Mengajar murid agar murid dapat menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu.
  3. Membimbing murid.
  4. Melatih murid agar memiliki suatu keahlian tertentu sesuai dengan potensi yang dimilikinya
  5. Menilai dan mengevaluasi untuk mengetahui sejauh mana murid menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sudah diajarkan oleh guru
Agar pelaksanaan tugas tersebut dapat mencapai tujuannya tentunya seorang guru harus menjadi sosok yang menyenangkan bagi murid-muridnya. Jika murid senang dan menyukai gurunya tentu akan menimbulkan motivasi dan semangat belajar bagi murid karena murid akan selalu merindukan keberadaan gurunya.
Bagaimana menjadi sosok guru yang menyenangkan bagi murid-muridnya ?
  1. Menanamkan niat  yang tulus untuk mengabdi dan berbakti sehingga semua yang dilakukan oleh seorang guru semuanya berorientasi pada murid
  2. Rendah hati. Seorang guru tidak merasa sombong dan angkuh dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dia miliki karena bisa saja kita belajar dari ilmu dan pengalaman dari murid-murid kita, terlebih lagi dengan kecanggihan tehnologi saat ini ilmu bisa datang dari berbagai sumber.
  3. Sabar. Perlu kesabaran dalam menghadapi murid-murid yang beraneka ragam karakternya, latar belakang sosial budayanya, perilakunya sehingga perlu pendekatan yang berbeda-beda pada murid.
  4. Prima. Selalu tampil prima tidak hanya berkaitan dengan fisik tapi juga siap dengan materi pengetahuan yang akan disampaikan kepada murid-muridnya.
  5. Selalu menjadi teladan bagi murid-muridnya.
  6. Selalu ceria. Keceriaan menandakan bahwa dalam keadaan senang dan gembira. Dengan keceriaan seorang guru menunjukkan bahwa dia merasa senang dan bahagia bertemu dengan murid-muridnya sehingga akan menimbulkan perasaan aman dan nyaman bagi murid yang dapat menimbulkan semangat belajar.
  7. Bijaksana dalam menghadapi murid. Berusaha memenuhi kebutuhan belajar semua murid dan tidak membeda-bedakan murid dalam memberikan pengajaran, pendidikan, bimbingan dan layanan terhadap semua murid karena semua murid memiliki hak yang sama.
  8. Kreatif dan inovatif. Selalu mengembangkan dirinya untuk selalu mengaupdate diri sehingga strategi dalam menghadapi murid selalu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
  9. Selalu bersyukur.
Menjadi seorang guru yang menyenangkan bagi murid-muridnya tentu menjadi dambaan semua guru. Menjadi seorang guru adalah hal yang menyenangkan karena bisa mengabdikan diri untuk mencerdaskan generasi bangsa yang akan menjadi generasi penerus kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

Fatmawati (SMA N 1 Sumberejo)

Jumat, 26 November 2021

Menggunakan Media Sosial dengan Bijak

Pertemuan 12 GMLD

Hari / Tanggal         :     Jum’at, 26 November 2021

Materi                     :     Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial
Nara Sumber           :     Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.
Moderator               :     Dail Ma’ruf, M.Pd.
Penulis                    :     Fatmawati, S.Pd.


Sore ini merupakan pertemuan ke-12 Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital yang dilaksanakan  menggunakan media zoom. Moderator pada pertemuan kali ini adalah Bapak Dail Ma’ruf yang mendampingi nara sumber hebat pegiat literasi yang khas dengan suara lembutnya yaitu Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd.. Materi yang disampaikan beliau adalah ” Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial”.

Perkembangan kemajuan digital semakin pesat di era globalisasi, media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube, WhatsApp dan lainnya memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia untuk bersosialisasi dan berkomunikasi. Dalam satu alat manusia dapat berbagi ilmu pengetahuan, bertukar informasi, mengakses gambar dan video tanpa celah dan tanpa batas dengan mudah. Disamping kemudahan yang didapatkan melalui media sosial, banyak juga terjadi penyalahgunaan media sosial yang dapat merugikan orang banyak seperti penyebaran hoax dan ujaran kebencian.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisa menggunakan media social secara bijak dan bertanggung jawab antara lain :

1.       Bijak dalam memilih konten-konten sebelum diunggah di media social.

2.     Jangan pernah mencantumkan informasi pribadi secara detail untuk menghindari ancaman-ancaman yang mungkin bisa mengancam.

3.    Jaga selalu etika, sopan santun, dan selalu bersikap respect kepada teman atau orang-orang yang terkoneksi di akun media sosial kita. Hindari penggunaan kata-kata kasar atau yang mengandung unsur SARA. Hormatilah orang lain sebagaimana kita ingin dihormati.

4.  Selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan pengguna-pengguna tidak dikenal utnuk menghindari penipuan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan.

5.       Filter akun-akun yang diikuti dan ikutilah akun-akun yang bermanfaat.

 

Ada beberapa tips agar bijak dan aman dalam menggunakan media sosial, yaitu :

1.      Pilah-pilih konten yang mau dibaca karena semakin hari makin banyak konten-konten media sosial yang negatif dan jika dikonsumsi secara terus menerus bisa memunculkan respon kecemasan dan rasa takut tak beralasan yang berlebihan.

2.    Follow hanya teman terdekat dan terpercaya. Hal ini bertujuan untuk membatasai atau mencegah penyebaran isu-isu hoax dan konten-konten negatif karena terkadang banyak orang tidak menyadari bahwa ia ikut menyebarkan ketakutan, isu bahkan kebencian kepada sesama di media sosial.

Demikianlah ulasan materi pada pertemuan ini, semoga kita selalu bijak dalam menggunakan media sosial dan memilih konten-konten yang positif, selalu waspada dan berhati-hati dengan segala sesuatu yang ditawarkan oleh pengguna-pengguna media sosial yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak terjebak dalam penipuan dan hal-hal yang tidak diinginkan. Selalu berteman dengan orang-orang yang baik sehingga dapat menebar kebaikkan terhadap sesama melalui literasi digital.

Semoga Alloh SWT. Selalu membimbing kita. Aamiin.



Rabu, 24 November 2021

Menjadi Penulis Penerbit Mayor

 


Pertemuan 23 :

Hari / Tanggal           :      Rabu, 24 November 2021

Materi                       :      Menjadi Penulis Penerbit Mayor
Nara Sumber            :     Joko Irawan Mumpuni
Moderator                :     Mr. Bams
Penulis                     :     Fatmawati, S.Pd.

Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, Alhamdulillahirobbil’alamiin dapat mengikuti Pelatihan belajar menulis pertemuan ke 23 yang dimoderatori oleh Mr. Bams, seorang guru Mata Pelajaran Informatika di SMP Taruna Bakti kota Bandung. Materi pada pertemuan kali ini adalah “Menjadi Penulis Penerbit Mayor” yang disampaikan oleh Bapak Joko Irawan Mumpuni dan merupakan Pimpinan Penerbit Andi yang memiliki pengalaman yang luar biasa.

Belajar menulis bisa didapatkan dari siapa saja.

Jika kita belajar menulis dengan guru bahasa maka kita akan diajar fokus untuk bagaimana menggunakan tata bahasa dengan benar, menggunakan PUEBI dengan tepat, menempatkan tanda baca pada tempatnya.

Bila kita belajar menulis dengan para penulis yang telah banyak menerbitkan buku, maka kita akan diberi pengalaman bagaimana beratnya memulai menulis, ditolak penerbit, hingga masa-masa bahagia dan bangga ketika naskahnya diterima dan diterbitkan olah penerbit mayor, apalagi saat bukunya best seller dengan royalty yang gede.

Jika kita belajar nulis pada penerbit, tetunya akan dilatih, diberi informasi tulisan-tulisan seperti apa yang diinginkan penerbit untuk diterbitkan, bagaimana cara memasukaan naskah hingga bagaimana dimotivasi untuk segera menulis.

Lakukan Placementest untuk mengetahui dan menempatkan posisi kita terkait dengan tulis menulis buku. Setelah tahu posisi kita dan kemauan yang kuat untuk menulis buku sudah muncul pada diri kita maka kapan mulai menulis dan buku apa yang akan ditulis. Hindari menulis buku sekedar asal jadi saja dan kita harus tahu pertimbangan utama penerbit dalam menerima naskah buku untuk diterbitkan jika tidak ingin naskah buku ditolak oleh penerbit karena penerbit adalah perusahaan maka kita harus tahu posisi perusahaan itu dimana, dimana pula posisi penulis , pembaca dll.

Ada 4 pihak utama dalam ekosistem penerbitan buku, yaitu Penulis, Penerbit, penyalur, lalu pembaca atau pasar buku. Namun demikian perkembangan literasi di Indonesia belum seperti yang banyak pihak harapkan karena masih ada hambatan-hambatan didalamnya.

Proses naskah menjadi buku perlu proses yang panjang. Seperti tergambar dalam alur berikut :

  

Ada beberapa hal yang dapat penulis peroleh jika bukunya diterima oleh penerbit mayor, antara lain :

1. Kepuasan.
2. Reputasi
3. Karir.
4. Uang.









Penerbit memiliki kriteria dalam memutuskan apakah suatu naskah akan diterima dan diterbitkan dengan komposisi bobot penilaian sebagai berikut :

1. Editorial dengan bobot 10 %
2. Peluang potensi pasar dengan bobot 50 % -100%
3. Keilmuan dengan bobot 30 %
4. Reputasi Penulis dengan bobot 10 % - 100 %

Sebenarnya naskah seperti apa yang diterbitkan ?
1. Tema tak populer, penulis populer
2. Tema populer, penulis populer
3. Tema populer, penulis tak populer
4. Tema tak populer, penulis tak populer

Setelah punya ide ada baiknya dipastikan dulu siapa saja yang akan menjadi pembacanya. Kita bisa mencari tema sendiri yang sedang ngetrend dengan bantuan GoogleTrend. 

Untuk menentukan apakah nama penulis nya punya nilai jual atau tidak biasanya penerbit akan cek CV dari penulis tersebut kemudian mengkonfirmasi dengan data Google Cendekia, akun sosmednya berapa followernya, berapa jumlah pertemannanya, bera pa jumlah subscribernya dll. Berikut contoh gambar penulis yang memiliki angka tinggi di google cendekia.

Oplah cetak buku tergantung dari apakah tema buku itu memiliki daur hidup yang panjang atau pendek, apakah tema buku tersebut memiliki pasar yang lebar? Yang paling besar oplahnya (jumlah eksemplar dicetak) adalah bila memiliki tema dengan daur hidup panjang serta memiliki pasar yang luas, sehingga bisa digambarkan dengan kwadaran seperti ini:


Pilih format konten buku tema buku sudah harus menyesuaikan dengan perkembangan pemasaran yang baru yaitu Marketing 5.0. Perhatikan pula tema tersebut akan disasar untuk gererasi apa, format buku apa yang sering dibeli, dan jenis tulisan apa yang paling diminati. Hal ini terjadi karena pergeseran perilaku konsumen yang mempengaruhi tema-tema buku apa saja yanga akan laku.


 

Sebagai contoh Saat ini buku yang paling laku di Penerbit ANDI adalah buku Sekolah terutama SMK, lalu buku Kampus terutama informatika/komputer, kemudian buku buku populer seperti Novel, buku kesehatan dll.

Sekian resume pertemuan kali ini semoga bermanfaat

Menguak Dapur Penerbit Mayor

 

Pertemuan 22

Hari/Tanggal            :     Senin, 22 November 2021

Materi                      :     Menguak Dapur Penerbit Mayor
Nara Sumber           :     Edi S. Mulyanta, S.Si, M.T.
Moderator               :     Helwiyah
Penulis                    :     Fatmawati, S.Pd.

Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, Alhamdulillahirobbil’alamiinbisa mengikuti pelatihan belajar menulis pertemuan 22 yang dimoderatori oleh Helwiyah menemani nara sumber pada pertemuan kali ini yaitu Bapak Edi S Mulyanta seorang publishing consultan pada penerbit ANDI Yogyakarta, yang merupakan penerbit mayor yang telah beliau kelola hampir 20 tahun.. Beliau akan menyampaikan  materi  tentang " Menguak  Dapur Penerbit Mayor".

Menurut Bapak Edi S. Mulyanta, pada dasarnya konsep penerbitan  sama baik untuk penerbit mayor dan penerbit minor (indie), yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya. Tugas penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis. Penerbitan hanyalah Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya. 

Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut. Skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia.


Struktur angka dalam Publication Element merupakan jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut. Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh sebuah penerbit.

Secara materi, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada Genre tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya. Secara otomatis. karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut Omni channel Marketing selain tentunya outlet di Toko Buku.

Selama pandemi ini saluran toko buku mengalami kontraksi yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan. Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang. Hal yang unik dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam tahap embrio berkembang. Ke depan buku fisik masih akan tetap bertahan. Hanya proses pemasarannya yang berubah mengikuti jaman.

Di mata pembaca, penerbit adalah sama, semua berjuang untuk tetap bertahan sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.karena semangat menulis penulis-penulis baru sangat luar biasa. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan penjualan buku yang sangat tergerus dengan adanya Covid 19 yang telah mencapai gelombang ke 2 di tahun 2021 ini. Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap memantul ke atas, tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah. Penerbit terpaksa melakukan pengereman produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut.

Strategi yang kami lakukan adalah dengan menyimpan tenaga, energi penulis yang tidak lekang oleh pandemi, dengan tetap melakukan seleksi-seleksi materi buku yang menarik dan menabung naskah. Walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak fisik buku yang terkendala. Hal ini kami siasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.

E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat mudah sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik. E-book akan tetap menarik karena konsep praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media-media lain sebagai media pengayaannya. Selain itu, Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan.

Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru, menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep Metaverse yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kaya. Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional tersebut.

Sebagai penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk tidak mampu menolak tulisan penulis karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.

Ke depan, materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan tulisanlah yang menjadi primadona penulis-penulis baru. Kepandaian penulis dalam mengelola tulisannya dan genre tertentu penulis dapat bermain dan mengerjakan sendiri dalam  memproduksi bukunya dan dapat berkolaborasi penerbit baik minor maupun mayor. Semua akan berada  di jalannya masing-masing dan tidak akan saling berebut akan tetapi tetap menghasilkan keuntungan sehingga semua unsur dunia penerbitan akan menjadi lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.

Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang Tere Liye yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books. Hasil tulisan Tereliye dapat dilihat pada link berikut :  https://www.google.com/search?tbm=bks&q=tere+liye

Seorang penulis jangan pernah segan untuk menawarkan tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan. Tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan  oleh seorang penulis, yaitu :

1. Pelajari karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya karena setiap penerbit mempunyai kekhasan sendiri-sendiri.

2.  Mencoba menulis di aplikasi Wattpad, follower pembaca bapak ibu di situ biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor. konten mendukung

3.  Sebagai penulis harus menjaga kejujuran, idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain.

4.   Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang baik bagi tulisan bapak ibu saat ditawarkan ke penerbit.

Persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku. Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca dan media apa yang sesuai dalam mendukung sebuah terbitan buku..Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut.

Demikian resume pada pertemuan ini, semoga bermanfaat.

Jumat, 12 November 2021

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

 

Pertemuan 18

Hari/Tanggal           :     Jum’at, 12 November 2021

Materi                      :     Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Nara Sumber           :     Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.
Moderator               :     Rosminiyati
Penulis                    :     Fatmawati, S.Pd.

 

Alhamdulillahirobbil’alamiin malam hari bisa mengikuti pelatihan menulis pertemuan ke-18. Paertemuan kali ini di pandu oleh moderator cantik jelita Bu Rosminiyati yang mendampingi nara sumber hebat Bapak Raimundus Brian Prasetyawan seorang guru SDN Sumur Batu 01 Pagi Jakarta. Untuk melihat profil beliau yang lebih lengkap dapat mengunjungi tautan berikut : https://www.praszetyawan.com/p/profil.html. Beliau akan menyampaikan materi tentang “Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”.

Sebelum membahas tentang materi ini alangkah lebih baiknya kalau kita mengetahui dan mengenal terlebih dahulu tentang penerbit Indie. BIsa dilihat dalam tautan berikut : https://fatmawatismanis.blogspot.com/2021/11/mengenal-penerbit-indie.html.

Sebelum penerbit Indie eksis seperti saat sekarang ini, yang kita tahu hanyalah penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex Media, Andi dan lainnya. Untuk menerbitkan sebuah buku perlu seleksi naskah yang membutuhkan perjuangan agar naskah kita diterima. Selain itu setelah naskah diterima, proses penerbitannya pun relative lama kurang lebih satu tahun.

Setelah ada penerbit Indie rintangan dan kesulitan tersebut dapat diatasi karena naskah pasti diterbitkan dan proses penerbitan lebih mudah dan cepat. Haya saja jika di penerbit Indie memerlukan biaya untuk mendapatkan fasilitas pra cetak penerbitan dan biaya tambahan jika ingin mencetak ulang bukunya.

Masing-masing penerbit memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga kita harus jeli dalam menentukan penerbit yang akan menerbitkan naskah yang kita tulis menjadi sebuah buku.  Ketentuan paket penerbitan hemat dapat dilihat dalam alamat berikut  : https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html

Seiring dengan berjalannya waktu mulai bermunculan penerbit Indie yang memiliki fasilitas editing, maka meluncurlah paket penerbitan hemat dan paket penerbitan lengkap. Untuk penerbitan lengkap dapat dilihat pada tautan :  https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html

Penulis bisa menerbitkan buku sesuai kondisi atau selera. Baik paket hemat maupun paket lengkap memiliki kualitas cetak dan jilid buku yang bagus hanya saja bukunya tidak dipasarkan di toko buku seperti Gramedia.

Ketika membuat resume peserta bisa berbeda-beda dalam mengambil inti sari materi.    materi pertemuan yang dibukukan juga berbeda, paragraf pembuka, penutup, sudut pandang dapat dan kesan pribadi, berbeda-beda. Pantun dan puisi bisa masuk kebuku  tapi hanya bersifat sebagai pelengkap. Bukan isi utama buku. Seperti di awal atau di akhir buku.

Tahapan-tahapan yang harus dilalui ketika menerbitkan buku di penerbit Indie, antara lain :

1.    Tahap Paket Hemat

naskah + bukti transfer dikirim ke saya => penerbit membuat cover => penulis melihat hasil desain cover dan menyetujuinya atau perlu revisi (boleh revisi 1x) => penerbit mengirimkan PDF naskah => penulis memeriksa dan merevisi jika diperlukan => Jika cover dan pdf naskah sudah fix, naskah dicetak => buku selesai dicetak dan dikirim ke penerbit. pembayaran ongkir setelah buku diterima penulis.


2.    Tahap Paket Lengkap

naskah dikirim ke saya => penerbit membuat cover => penulis melihat hasil desain cover dan menyetujuinya atau perlu revisi (boleh revisi 1x) => ika cover sudah fix, naskah dicetak => buku selesai dicetak dan dikirim oleh penerbit => buku diterima penulis => penulis diberikan tagihan total biaya => penulis membayar total biaya

Closing Statement dari nara sumber pada akhir kegiatan belajar menulis yaitu "Jadi pada intinya, dengan adanya materi topik menerbitkan buku di penerbit indie, harapannya dapat membukakan jalan kepada bapak/ibu terhadap akses penerbitan buku yang mudah. Saya pilihkan penerbit indie yang tidak mahal (paket hemat) agar biaya tidak juga menjadi hambatan."

Semoga tulisan ini bermanfaat. Semoga Alloh SWT. Selalu membimbing kita sehingga kita dapat menerbitkan buku.


Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks.

Pertemuan 6 GMLD

Hari/Tanggal            :     Jum’at, 12 November 2021

Materi                      :     Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks.
Nara Sumber           :     Ms Phia
Moderator               :     Deni Darmawan
Penulis                    :     Fatmawati
Grup                        :    1

 

Hari ini Jum’at tanggal 12 November 2021 merupakan pertemuan ke-6 pada pelatihan GMLD. Pertemuan kali ini dilakukan melalui zoom meeting dan membahas tentang hoaks serta bagaimana menyikapinya secara positif. Moderator pada pertemuan kali ini adalah Pak Deni Darmawan yang mendampingi nara sumber cantik jelita yaitu Ms Phia dikenal sebagai Bilingual Blogger.

Hoaks

Kehadiran tehnologi digital pada saat ini banyak memberikan manfaat dalam berbagai sector kehidupan termasuk pendidikan, ekonomi, industry dan informasi. Tapi selain manfaat yang banyak tersebut ternyata ada tantangan yang sangat besar karena informasi yang dapat diterima secara terbuka tersebut adakalanya tidak benar atau hoaks. Antara informasi yang benar dan hoaks hanya memiliki perbedaan yang sangat tipis sehingga perlu jeli dalam menerima informasi.

Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Hoaks banyak bertebaran di dunia digital termasuk media social seperti FB, Instragram, WhatsApp, Telegram dan lainnya. Kita harus selalu mewaspadai itu semua.

Fake News

Fake news merupakan berita palsu yang bertujuan sebagai click bait bisa sengaja atau tidak untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu.

Bagaimana cara menyikapi hoaks dan fake news ?

Untuk menyikapi dan menghadapi hoaks dan fake news dengan selalu berpikir positif atau positive thinking dalam menghadapi tebaran informasi-informasi hoaks yang sedang meraja lela di dunia digital.

Dengan selalu berpikir positif akan berdampak pada kesehatan jiwa dan raga, menjauhkan dari segala penyakit, memberikan kebahagiaan karena memberikan energi positif maka akan mendapatkan energi positif. Selain itu itu pikiran dan tindakan lebih terarah sehingga tidak mudah dipengaruhi dan terpovokasi oleh apapun termasuk berita bohong atau hoaks.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk tetap berpikir positif, antara lain :
1.    Hadapi dengan senyuman.

Sebuah studi universitas Kansas menemukan bahwa tersenyum bahkan senyum palsu mengurangi detak jantung dan tekanan darah selama situasi stress.

2.    Berlatih reframing.

Reframing merupakan cara atau metode yang membantu seseorang melihat sesuatu keadaan dengan cara berbeda sehingga bisa menghasilkan respon terbaik. Reframe pikiran kita dengan hal-hal yang positif sehingga menjadi pribadi yang tidak mudah terpancing atau dipengaruhi oleh apapun.

3.    Bangun ketahanan diri.

Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman. Terimalah bahwa perubahan adalah bagian dari kehidupan. take Action Start Never Wait.

Refleksi Diri Digital


Penggunaan tehnologi digital merupakan bagian dari diri digital. Diri digital merupakan aspek diri yang diekspresikan atau dibagikan kepada orang lain melalui interaksi online diinternet khususnya lewat jejaring social. Seseorang perlu mengetahui tentang apa saja yang pernah diposting, situs apa saja yang pernah dibuka, seberapa positifkah cara berfikir kita, dan berapa banyak energi positif yang dibagikan secara online.

Pagi-pagi makan bubur sum-sum

Tepung dimakan dengan air gula 
Hadapi hari dengan menebar senyum
Terhadap hoaks yang sedang meraja lela      

Semoga tulisan ini bermanfaat.                                    

 

Strategi Menangkal Hoaks

 

Pertemuan 5 GMLD

Hari/Tanggal            :     Rabu, 10 Novenber 2021

Materi                      :     Strategi Menangkal Hoaks
Nara Sumber           :     Heni Mulyati, M.Pd.
Moderator               :     Muliadi
Penulis                    :     Fatmawati, S.Pd.

 


Hari ini Rabu tanggal 10 November 2021 bertepatan dengan hari Pahlawan. Semoga kita semua dapat mewarisi jiwa kepahlawanan para pejuang bangsa Indonesia sehingga siap dalam menyiapkan generasi emas Indonesia di tengah tantangan era 4.0.

Tak terasa hari ini merupakan pertemuan ke-5 sejak kelas GMLD dibuka. Pertemuan kali ini dimoderatori oleh bapak Muliadi yang mendampingi nara sumber cantik jelita dengan seabrek ilmu pengetahuan dan pengalaman yaitu Ibu Heni Mulyati yang akan menyampaikan materi “Strategi Menangkal Hoaks”.

Kehadiran tehnologi digital pada saat ini di satu sisi memberikan banyak manfaat dalam berbagai sector kehidupan sehingga membawa kemajuan di dunia industri digital dan perkembangan peradaban manusia. Informasi bukan merupakan barang langka, semua dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Namun di sisi lain tentunya ada tantangan yang ada karena tidak semua informasi yang tersedia tersebut  adalah informasi yang benar tapi kadangkala informasi tersebut tidak benar atau “Hoaks”. Limit benar dan salah sangat tipis sehingga hampir saja tidak bisa membedakan antara informasi hoaks dan bukan hoaks.

Kita harus menghindarkan diri dari informasi hoaks karena informasi tersebut berbahaya, dapat menimbulkan perpecahan, menurunkan reputasi, menimbulkan opini negative, menimbulkan keraguan terhadap fakta dan sangat merugikan masyarakat.

PERKEMBANGAN ERA DIGITAL DAN BANJIR INFORMASI.

Pada  era internet belum ditemukan, media informasi sangat terbatas yaitu TV, radio, dan koran cetak, mengirim informasi dengan cara berkirim surat lewat pak pos dan baru sampai setelah berhari-hari, jika ingin menelpon harus antri dulu di wartel atau telepon umum koin, menonton televisi harus menggunakan AKI karena listrik belum ada.

Sekarang semua serba berubah, Siapa pun bisa menjadi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi. semua saluran TV apa pun ada di genggaman. Bahkan banyak juga sosok-sosok yang menjadi milyarder karena mempunya channel Youtube sendiri. Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini yaitu:

1. Era Post Truth, menggambarkan situasi ketika hoaks memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan fakta yang sebenarnya.

2.    Matinya kepakaran, suatu frasa yang menggambarkan tentang ketidakpercayaan pada pendapat para pakar yang notabene memiliki pendidikan ataupun sertifikasi sesuai kapasitas ilmunya (Nichols, 2018)

3.   Filter bubble mengacu pada data atau history pengguna dan echo chamber berdasarkan kesamaan informasi antar pengguna.

 PENGERTIAN HOAKS, MOTIF, JENIS, CIRI, DAN DAMPAKNYA.

Hoaks sudah digunakan abad ke-17 di Inggris. Asal katanya dari ‘hocus’. Hocus = untuk menipu  atau mengelabui. Hocus pocus = celoteh tanpa arti untuk mengelabui, mirip dengan sim salabim di sulap. Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan masih ada yang percaya hoaks ?

1.       Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata.

2.       Polarisasi masyarakat (dampak perbedaan politik)

3.    Belum cakap memilah informasi (media pers vs abal-abal) dan belum memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup.

 Jenis Misinformasi dan Disinformasi

Misinformasi artinya informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah. Umumnya tidak disengaja. Sedangkan Disinformasi ada unsur kesengajaan.

Ada7 Jenis Misinformasi dan Disinformasi, bisa disimak pada tautan berikut, sumber dari Youtube Mafindo: https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0

1.       Satire/Parodi

2.       Konten Palsu

3.       Koneksi yang salah

4.       Konten yang menyesatkan

5.       Konten yang salah

6.       Konten tiruan

7.       Konten yang dimanipulasi


  

 Ciri-ciri informasi hoaks :

1.       Informasi tidak jelas

2.       Biasanya bisa membangkitkan emosi

3.       Alasan yang kelihatan ilmiah tapi salah

4.       Isinya sembunyikan fakta

5.       Minta diviralkan/ disebarkan


Ada beberapa alasan seseorang menyebarkan hoaks :

1.       Iseng

2.       Ingin menjadi paling update

3.       Ingin memprovokasi

4.       Keuntungan politik

5.       Keuntungan Ekonomi

6.       Bergantung dengan gawai

7.       Terlalu cemas

 Ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari hoaks, antara lain :

1.       Timbul perpecahan dan saling curiga

2.       Bingung bedakan informasi yang bisa dipercaya dan tidak

3.       Hilangkan nyawa karena informasi yang salah.

 TIPS PERIKSA FAKTA SECARA SINGKAT.

 Bagaimana melakukan periksa fakta singkat ?

Silakan menonton video berikut ini yang merupakan produksi Tular Nalar dari situs www.tularnalar.id Video durasi lima menit dapat ditonton pada tautan BERIKUT : https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM

 Cara sederhana untuk periksa fakta antara lain :

1.       Gunakan Google Reverse Image / Google Images untuk cek unggahan foto

2.       Cek pada media yang kredibel (anggota dewan Pers)

3.       Cek pada situs pencari fakta, seperti : www.turnbackhoac.id atau situs www.cekfakta.com

4.       Gabung di Grup FB : Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH)

5.       Install aplikasi Hoax Buster Tools dari Mafindo

6.       Cek pada Kalimasada (WA Mafindo) atau Chatbot untuk fungsi sejenis.

“Bijak gunakan media digital.. Apa yang kita unggah akan tinggalkan rekam jejak digital. Periksa faktanya, jika valid dan bermanfaat baru sebar kemudian”. (Heni Mulyati)

 Semoga tulisan ini bermanfaat

Kamis, 11 November 2021

Mengenal Penerbit Indie

 

Pertemuan 17

Hari/Tanggal      :     Rabu, 10 November 2021

Materi                :     Mengenal Penerbit Indie
Nara Sumber     :     Mukminin, S.Pd., M.Pd.
Moderator         :     Aam Nurhasanah
Penulis              :     Fatmawati, S.Pd.

Atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa pada malam hari ini rabu tanggal 10 November 2021 bertepatan dengan hari Pahlawan dapat mengikuti pelatihan belajar menulis. Tak terasa hari ini sudah memasuki pertemuan yang ke-17. Sang moderator hebat Ibu Aam Nurhasanah memandu acara ini dengan penuh semangat. Beliau mendampingi seorang nara sumber hebat penerbit indie yaitu Bapak Mukminin, S.Pd.,M.Pd. yang lebih akrab disapa Cak Inin. Beliau dari SMP 1 Kedungping Lamongan Jatim dan peserta pelatihan menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 8. Beliau mulai belajar menulis dari nol mulai diusia 55 tahun. Untuk lebih mengenalnya marilah kita simak cv beliau di https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Materi yang disampaikan pada malam hari ini adalah mengenal penerbit Indie.

Seiring dengan perkembangan zaman, semua orang sebenarnya bisa menulis dan menerbitkan buku mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang dimiliki oleh seorang guru yang perla ditulis kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca.

Butuh ketekunan dan perjuangan untuk bisa terlatih menulis. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya. Agar Anda  terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Contoh kata-kata mutiara semoga dapat memotivasi diri:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

 

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Tahapan cara menulis dan menerbitkan buku yang tepat. Ada 5 tahapan yang harus dilalui yaitu :

1. Prawriting

Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention) dan Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan. Hal tersebut dapat diperoleh penulis banyak membaca buku.

 2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

 3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yang perlu ditambahkan.

 4. Editting/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.

 5. Publikasi 

Jika tulisan yang berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

 Apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yang akan menerbitkan buku Anda?

Penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  :

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

v Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

v Penerbit indie hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

v Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

v Penerbit indie :  Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

 3.  Profesionalitas

v Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

v Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

 4.  Waktu Penerbitan

v Penerbit mayor : Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

v Penerbit indie : Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

 5.  Royalti

v Penerbit mayor : kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

v Penerbit indie : umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

 6. Biaya penerbitan

v Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

v Penerbit indie : Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

 

Ada beberapa penerbit Independen ( penerbit Indie) antara lain :

Oase
Gemala
YPTD dan
Kamlia Press Lamongan.

 Itulah materi untuk pertemuan hari ini. Semoga bermanfaat.

Laptop ASUS Selalu di Hati

Kemajuan ilmu dan teknologi membawa kehidupan manusia ke era dunia digital. Hampir semua aspek kehidupan manusia menggunakan media digital, ...