Fatmawati_SMA N 1 Sumberejo_CGP Angkatan 1 Kabupaten Tanggamus
Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya
yaitu pemimpin pembelajaran yang mampu mengenali dan menggali potensi atau
kekuatan sebagai asset yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan berpihak pada murid serta menuntun
murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan potensi/kemampuan murid.
Seorang pemimpin pembelajaran haruslah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid serta memiliki visi dan misi yang jelas sehingga dapat mengelola sumber daya secara kreatif menggunakan pendekatan berbasis asset yang berfokus pada pemikiran positif yang menjadi inspirasi, kekuatan kerja dan hasil untuk mewujudkan murid merdeka belajar yang mencerminkan profil pelajar Pancasila serta menciptakan lingkungan sekolah sebagai ekosistem yang nyaman dan menyenangkan.
Dalam mengimplementasikan pengelolaan sumber daya di kelas, seorang pemimpin pembelajaran harus lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional dalam melatih murid untuk mengenali dirinya, berempati, memiliki daya lenting yang tinggi dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab serta melakukan coaching untuk membantu siswa dalam menemukan potensi dan kekuatan yang dimilikinya.
Implementasi pengelolaan sumber daya di sekolah
dimulai dengan merubah mindset/pola pikir dan sikap yang positif tentang mengelola sumber daya yang ada di
sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis asset/kekuatan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara berdiskusi dengan kepala sekolah dan pemangku kepentingan
serta mensosialisasikannya kepada teman sejawat. Setelah itu melakukan
identifikasi tentang asset/modal yang dimiliki oleh sekolah kemudian mengelola sumber
daya dengan menggunakan pendekatan berbasis asset/kekuatan serta menggunakan paradigma
Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA dalam melakukan perencanaan kegiatan di
sekolah sehingga dalam mengelola sumber daya berkolaborasi dan bekerja sama
dengan seluruh pihak yang ada di sekolah. Setelah itu melakukan refleksi dan
meminta umpan balik dari pihak-pihak yang terlibat di lingkungan sekolah tentang pengelolaan sumber daya yang
sudah dilakukan serta mengarsipkan dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sumber daya sekolah.
Orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah termasuk asset yang juga bertanggungjawab untuk perkembangan dan kemajuan sekolah seperti profesi orangtua atau anggota masyarakat dapat menunjang proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai contoh petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan pembinaan kesehatan di sekolah.
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas dan bervariatif. Sebagai contoh menggunakan taman sekolah sebagai tempat untuk melakukan proses pembelajaran di luar kelas sehingga murid tidak merasa bosan dan pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu bisa menghadirkan orangtua/alumni/anggota masyarakat ke sekolah sebagai nara sumber untuk memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada murid sesuai dengan profesinya.
Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara,
setiap anak memiliki kekuatan kodrat baik dalam hidup lahir maupun hidup batin,
mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Pendidik berperan menuntun
segala kodrat (potensi) yang ada pada anak-anak sesuai dengan kodrat alam dan
kodrat zaman, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi -tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Inkuiri Apresiatif merupakan paradigma
untuk melakukan perubahan dengan pendekatan kolaborasi berbasis kekuatan inti
yang dimiliki dan memiliki kecenderungan untuk menggali kelebihan yang ada dan
mengupayakan kelemahan tetap samar.
Pemimpin pembelajaran menggunakan pendekatan berbasis asset dan paradigma Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA serta focus pada kelebihan dan kekuatan dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah secara mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak kepada murid dalam menuntun dan merawat tumbuh kembangnya kekuatan kodrat pada diri murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, berkolaborasi dengan stakeholder yang ada di sekolah untuk mencapai murid merdeka dan memiliki Profil Pelajar Pancasila melalui penerapan budaya positif, pembelajaran berdifferensiasi dan pembelajaran social emosional serta coaching untuk menggali potensi murid dan menyingkirkan sumbatan yang menghambat potensi murid.
Bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum saya mempelajari modul ini saya belum
mengetahui bahwa di sekolah memiliki 7 aset utama yang dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan dan kemajuan sekolah, belum pernah mengidentifikasi/memetakan aset
yang dimiliki oleh sekolah serta belum memahami tentang pedekatan berbasis
asset karena selama ini lebih cenderung berbasis masalah/kekurangan.
Setelah saya mempelajari modul ini saya
menjadi tahu bahwa sekolah memiliki 7 aset utama meliputi asset manusia, sosial,
lingkungan alam, fisik, finansial, politik, agama dan budaya yang dapat
dimanfaatkan untuk perkembangan dan kemajuan sekolah, mulai
memetakan/mengidentifikasi asset yang ada di sekolah, memahami cara pengelolaan
sumber daya dengan menggunakan pendekatan berbasis asset dan memahami perbedaan
antara pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis asset.
Pengelolaan sumber daya
ada dua macam yaitu :
· Pendekatan
berbasis masalah (Deficit-Based Thinking) yaitu memusatkan perhatian kita pada
apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja, segala
sesuatu dilihat dari sudut pandang negative. Fokus pada masalah, mencari
bantuan dari sponsor dan institusi lain, mengidentifikasi kebutuhan dan
kekurangan, merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah dan
mengatur kelompok yang dapat menyelesaikan proyek.
· Pendekatan berbasis Aset (Aset-Based Thinking) yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan dan aset, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan itu, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), merancang rencana sesuai dengan visi dan kekuatan serta melakukan rencana aksi yang sudah diprogramkan.