Sabtu, 05 November 2022

Filosofi Pendidikan K.H. Hasyim Asy'ari dan Merdeka Belajar


 

Filosofi Pendidikan K.H. Hasyim Asy'ari dan Merdeka Belajar

 

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari kamis tanggal 31 Maret 2022 dilaksanakan Nguping-4 Satuguru dengan tema Filosofi Pendidikan KH. Hasyim Asy'ari dan Merdeka Belajar. Materi disampaikan oleh dua orang narasumber  yaitu Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. seorang pakar filsafat ,Islam juga Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta  dan Dr. Cepi Riyana, M.Pd. seorang Direktur Sistem dan Teknologi Informasi sekaligus Dosen Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

K.H. Hasyim Asy'ari merupakan tokoh ulama pemikir dan pejuang  serta pahlawan nasional yang menjadi salah satu tokoh besar Indonesia di abad 20. Beliau merupakan pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur dan pendiri organisasi Nahdhotul Ulama.

Pendidikan yang ideal menurut K.H. Hasyim Asy'ari meliputi tiga hal, yaitu :

1.    Profesional, yaitu mendalam  dan ahli di bidang ilmunya.

2. Mental /akhlaq/karakter sebagai landasannya atau wadahnya harus bersih dan baik.

3. Spiritual, artinya pendidikan berorientasi meningkatnya spiritual yang berhubungan dengan ranah ketuhanan.

Hasil atau buah yang diharapkan dari sebuah pendidikan yaitu manfaat (keuntungan/faedah pada diri sendiri), maslahat (kebaikkan/keuntungan yang meluas pada orang lain di lingkungannya),  dan barokah (kebaikkan yang bertambah).

Tujuan Pendidikan

Menurut K.H. Hasyim Asy'ari tujuan pendidikan antara lain :

1. Tarbiyyah (momong/memelihara), yaitu mengembangkan semua potensi baik jasmani maupun rohani untuk mempelajari, menghayati, menguasai dan mengamalkan demi kemanfaatan dunia dan akhirat. Peserta didik dapat menemukan potensinya sehingga dapat berkembang.

2. Ta'lim (mengajar), yaitu memberi materi-materi yang berharga, memberikan  wawasan-wawasan yang penting, ilmu yang bisa  menjadi kendaraan untuk mencapai kemerdekaan dirinya sendiri dan kemerdekaan bangsa. Menanamkan ilmu dan wawasan kepada peserta didik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan serta potensi yang dimilikinya.

3.   Ta'dib (peradaban), yaitu jalan bangsa Indonesia untuk mampu hidup mandiri dan bermartabat. Peserta didik diberi wawasan untuk bisa berkontribusi dan produktif di tengah peradaban dan membaur di tengah masyarakat.

Metode Mengajar

Metode mengajar yang digunakan oleh K.H. Hasyim Asy'ari antara lain :

1.    Kesungguhan dan Kemudahan

Menggunakan waktu, kesempatan, dan semua yang dimiliki untuk memperoleh ilmu, apapun konsepnya segera dijalani dengan sepenuh hati. Menghindari terlalu banyak debat, diskusi dan obrolan yang tidak perlu serta menunda-nunda suatu pekerjaan karena hal tersebut bisa mengakibatkan sesuatu yang sudah direncanakan, tertata dengan bagus akan gagal dilaksanakan.

Pelajaran disampaikan dengan cara yang mudah dicerna dan dipahami, dengan lafadz yang fasih dan jelas sehingga yang disampaikan mudah diterima oleh peserta didik dan memotivasi peserta didik menjadi rajin, berkemauan keras, suka belajar mengenai hal-hal yang baru serta berakhlak mulia. 

2.    Musyawarah

Musyawarah merupakan diskusi untuk membahas permasalahan bersama, bukan debat untuk mencari menang dan kalah. Dengan musyawarah akan menumbuhkan sikap keterbukaan, toleransi, saling menghargai pendapat orang lain,dan  fokus pada penemuan kebenaran bukan kemenangan. Musyawarah membuat seseorang dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan orang lain karena seseorang tidak akan berhasil atau unggul sendirian

Jangan menjadikan perbedaan pendapat sebagai penyebab perpecahan dan permusuhan karena hal tersebut dapat meruntuhkan bangunan masyarakat dan mendatangkan kerugian yang besar. Perbedaan adalah rahmat. Dengan adanya perbedaan saling mengisi dan melengkapi sehingga menjadi lebih baik.

Dasar Pendidikan

1.    Karakter seorang pendidik

Seorang pendidik merupakan individu yang berakhlak baik, tidak menjadikan ilmu yang dimilikinya untuk mencapai kemewahan dunia atau sesuatu yang tingkatannya ada di bawah ilmu, memiliki kesadaran diri untuk selalu memberikan contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) baik bagi dirinya sendiri, peserta didik dan anggota masyarakat serta memiliki semangat untuk selalu mengembangkan keilmuannya dengan belajar secara terus menerus.

Ciri pendidik yang berkualitas antara lain :

a.       Profesional (Kamilat Ahliyyatuh), seorang pendidik  memiliki keahlian yang mendalam di bidangnya

b. Penyayang (Tahaqqaqat Syafaqatuh), dalam mendidik karena kasih saying pada orang yang didik.

c. Berwibawa (Zaharat Muru'atuh), seorang pendidik layak untuk menjadi teladan dan contoh.

d. Menjaga diri ('Urifat Iffatuh), seorang pendidik dapat menjaga dirinya

e. Berkarya (Isytaharat Shiyanatuh), seorang pendidik harus produktif dan kreatif sehingga menghasilkan banyak karya.

f.        Pandai Mengajar (Aksan Ta'lim)

g.    Berwawasan Luas ( Ajwa Tafhim), seorang pendidik tidak boleh ketinggalan dari anak didiknya sehingga selalu terus belajar.

2.    Karakter pencari ilmu (peserta didik)

Seorang pencari ilmu harus senantiasa menjaga kebersihan hati dan keikhlasan dalam menuntut ilmu serta semangat dalam belajar, selalu tawadhu' (hormat dan patuh pada guru), dan ketika belajar selalu ingat kepada Allah mengharapkan  ridho-Nya serta mendapat limpahan ilmu yang bermanfaat dan berkah.

Ada beberapa adab bagi seorang pencari ilmu, yaitu :

a.      Harus mensucikan hati dari segala kotoran dan penyakit hati sehingga selalu menjauhi hal-hal yang dapat mengotori hati.

b. Meluruskan niat dalam mencari ilmu untuk mengharapkan ridho Allah.

c.  Dapat membagi dan memanfaatkan waktu serta menyegerakan dan tidak menunda-nunda pekerjaan.

d. Qona'ah yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang dimilikinya untuk mencari ilmu dan tidak suka mengeluh.

e. Wira'i yaitu mampu mampu menjaga diri

f. Mengurangi kesenangan yang berlebihan seperti makan berlebihan, minum berlebihan, tidur berlebihan asalkan tidak membahayakan diri sendiri.

g.   Tidak tenggelam dalam pergaulan terutama dengan teman lawan jenis.

Menemukan Barokah Ilmu

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menemukan barokah ilmu, yaitu :

1.    Niat yang ikhlas

2.    Kaifiat : Badlul Juhdi (mengerahkan segala daya yang dimiliki)

Dengan cara jihad (mengerahkan daya fisik), ijtihad (mengerahkan daya intelektual), dan mujahadah (mengerahkan segala daya spiritual)

3.    Khidmah, adab kepada apapun yang berhubungan dengan ilmu seperti menghormati dan menghargai guru, buku, lembaga dan lainnya yang berhubungan dengan ilmu.

4.  Tidak mencampurnya dengan maksiat.

5. Berdo'a, mendo'akan, dan minta dido'akan.

Inovasi pendidikan yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asy'ari yaitu memperkenalkan sistem madrasah dengan pengajaran pelajaran-pelajaran umum seperti matematika, geografi, sejarah, menulis huruf latin dan bahasa Belanda sehingga yang dipelajari tidak hanya ilmu agama saja. Selainitu juga beliau menyetujui gagasan A. Wahid Hasyid dan K.H. Muhammad Ilyas untuk mendirikan madrasah Nidzamiyah di pesantren Tebu Ireng yang di dalamnya diajarkan 70 % ilmu pengetahuan umum dan 30 % ilmu pengetahuan agama serta mendirikan perpustakaan.

Merdeka belajar.

Mengapa harus merdeka belajar ?

Mari kita lihat faktanya dalam perspektif siswa :

1.  Apakah ada kebebasan dalam memilih minat belajar ?

Pilihan minat sedikit yang dapat diambil oleh siswa yaitu IPA, IPS dan Bahasa.(timing) sehingga sering terjadi salah pilih bidang atau jurusan. Jika ini dibiarkan maka akan terjadi low competences, kompetensinya tidak mendalam.

2. Apakah ada kebebasan penguasaan kompetensi

Tendensinya lebih mengarah pada ranah kognitif sehingga terjadi disharmony competency. Jika ini dibiarkan maka setelah siswa lulus akan terjadi Not Qualiification (kemampuannya tidak diharapkan).

3. Apakah ada kebebasan dalam berbicara.

Siswa yang kritis, sering menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya seringkali tidak disukai oleh guru karena guru merasa disaingi.

4. Apakah ada kebebasan belajar dengan nyaman

Seringkali siswa belajar dalam tekanan (under pressure).

Faktor yang menjadi penyebabnya adalah sistem pendidikan yang berlaku dan perlakuan guru terhadap siswa.

Dimensi Terminologis Merdeka belajar

1.    Dimensi Kebijakan (Practical)

a.       4 Program Merdeka Belajar

- Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)

- Ujian Nasional ditiadakan dan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dalam bentuk simple tapi memuat komponen yang esensial.

-     Peraturan sistem zonasi

b.      Sekolah penggerak

Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis, kreatif,  dan berakhlak mulia bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Sekolah penggerak merupakan katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia. Sekolah penggerak bukanlah sekolah unggulan dan tidak mengubah input, akan tetapi mengubah proses pembelajaran yang berpusat pada murid dalam lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sehingga mencapai hasil belajar belajar di atas level yang diharapkan. Perencanaan program dan anggaran berbasik pada refleksi diri, guru selalu mengadakan refleksi utuk perbaikkan pembelajaran dan sekolah selalu melakukan pengimbasan karena kedepannya semua sekolah akan menjadi sekolah penggerak.

Bagaimana implementasi sekolah penggerak ?

1)    Pendampingan konsultatif dan asimetris

UPT kemdikbud di masing-masing provinsi memberikan pendampingan Pemda selama implementasi sekolah penggerak sehingga jika terjadi kendala di lapangan dapat segera diatasi.

2)      Penguatan SDM sekolah

Program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) bagi kepala sekolah, pengawas sekolah, penilik dan guru. Selain itu implementasi teknologi untuk guru.

3) Pembelajaran dengan paradigma baru

Pembelajaran dengan paradigm baru dirancang sebagai pembelajaran yang berdifferensiasi sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Pembelajaran dilaksanakan dalam program intrakurikuler dan kokurikuler.

4)      Perencanaan berbasis data

Perencanaan diawali dengan laporan potret kondisi mutu pendidikan sebagai bahan untuk refleksi diri dalam membuat perencanaan program perbaikkan.

5)      Digitalisasi sekolah

Menggunakan berbagai platform digital yang bertujuan untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi,menambah inspirasi dan pendekatan yang costumized.

Platform digital tersebut antara lain :

-  Platform Guru yang berkaitan dengan profil dan pengembangan kompetensi sebagai alat bantu bagi guru untuk meningkatkan kompetensi melalui pembelajaran berbasis microlearning dan habituasi.

-   Platform guru yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai alat bantu bagi guru untuk menjalankan pembelajaran kompetensi holistic dan terdiferensiasi.

- Platform Sumber daya sekolah untuk meningkatkan fleksibilitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam memanajeman sumber daya sekolah.

-  Dashboard Rapor Pendidikan untuk memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat dan otomatis yang dirujuk untuk evaluasi dan perencanaan.

c.       Kurikulum Merdeka

Dalam pendidikan ada beberapa mata rantai antara lain Ide/gagasan, desain, implementasi dan evaluasi. Pada dasarnya ide dan desain kurikulum adalah baik tapi dalam implementasi dan evaluasi terjadi perbedaan sehingga tidak sesuai dengn ide dan desain yang sudah direncanakan.

Kurikulum Merdeka merupakan opsi satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

-     Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila

-  Fokus pada materi essensial sehingga ada waktu yang cukup untuk pembelajaran yang lebih mendalam. Siswa tidak wajib untuk mempelajari semuanya.

-  Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran berdifferensiasi sesuai dengan kemampuan belajar siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda satu sama lain.

2.    Dimensi Substansi (Teoritical)

Terjadi pergeseran paradigma dalam pendidikan, yaitu :

- Paradigma lama, pendidikan merupakan pengajaran/mengajarkan yaitu transfer ilmu pengetahuan dimana dalam pelaksanaannnya harus ada dalam setting kelas, berpusat pada guru, sekolah merupakan pusat pembelajaran, jadwal tidak bisa dirubah, dan sumber belajar hanya ada satu yaitu guru.

- Paradigma baru, pendidikan merupakan pembelajaran atau membelajarkan yang dalam pelaksanaannya bisa di dalam kelas maupun secara virtual, berpusat pada murid sehingga murid juga menjadi subyek pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih fleksibel karena bias dilakukan kapan saja dan di mana saja, dan sumber belajar tidak hanya satu macam melainkan banyak hal yang bisa dijadikan sumber belajar.

Esensi Merdeka belajar adalah mengoptimalkan aktivitas siswa dalam belajar untuk memperoleh pengalaman seperti menulis, membaca, menggambar, mendengar, dan keterampilan lainnya.

Merdeka belajar dapat membawa siswa menjadi partisipatif, kolaboratif, interaktif, kooperatif, dialogis, fun, dan senang dalam pembelajaran. Dalam merdeka belajar tetap mengedepankan akhlak dan karakter serta sikap yang baik.

Merdeka belajar dalam aspek pedagogy meliputi  :

-       Heutagogy, pembelajaran harus bisa membawa siswa menjadi pribadi yang mandiri.

-       Peeragogy, pembelajaran harus bisa membawa siswa dapat berinteraksi, berkolaborasi dan bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan pendidikan.

-  Cybergogy, memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Kita sebagai guru harus dapat menciptakan Better Teaching Learning (pembelajaran yang terbaik) sehingga akan menimbulkan meaningfull learning (pembelajaran bermakna) bagi siswa yang akan menimbulkan perubahan perilaku pada siswa. Perubahan perilaku yang baik yang menempel pada diri siswa dalam waktu yang lama akan menjadi karakter bagi siswa.

 

Fatmawati, S.Pd. (SMA N 1 Sumberejo)

Tanggamus, 03 April 2022


Sumber :

www.fatmawati.my.id (3 April 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan m...