Rabu, 24 November 2021

Menguak Dapur Penerbit Mayor

 

Pertemuan 22

Hari/Tanggal            :     Senin, 22 November 2021

Materi                      :     Menguak Dapur Penerbit Mayor
Nara Sumber           :     Edi S. Mulyanta, S.Si, M.T.
Moderator               :     Helwiyah
Penulis                    :     Fatmawati, S.Pd.

Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, Alhamdulillahirobbil’alamiinbisa mengikuti pelatihan belajar menulis pertemuan 22 yang dimoderatori oleh Helwiyah menemani nara sumber pada pertemuan kali ini yaitu Bapak Edi S Mulyanta seorang publishing consultan pada penerbit ANDI Yogyakarta, yang merupakan penerbit mayor yang telah beliau kelola hampir 20 tahun.. Beliau akan menyampaikan  materi  tentang " Menguak  Dapur Penerbit Mayor".

Menurut Bapak Edi S. Mulyanta, pada dasarnya konsep penerbitan  sama baik untuk penerbit mayor dan penerbit minor (indie), yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya. Tugas penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis. Penerbitan hanyalah Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya. 

Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut. Skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia.


Struktur angka dalam Publication Element merupakan jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut. Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh sebuah penerbit.

Secara materi, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada Genre tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya. Secara otomatis. karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut Omni channel Marketing selain tentunya outlet di Toko Buku.

Selama pandemi ini saluran toko buku mengalami kontraksi yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan. Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang. Hal yang unik dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam tahap embrio berkembang. Ke depan buku fisik masih akan tetap bertahan. Hanya proses pemasarannya yang berubah mengikuti jaman.

Di mata pembaca, penerbit adalah sama, semua berjuang untuk tetap bertahan sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.karena semangat menulis penulis-penulis baru sangat luar biasa. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan penjualan buku yang sangat tergerus dengan adanya Covid 19 yang telah mencapai gelombang ke 2 di tahun 2021 ini. Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap memantul ke atas, tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah. Penerbit terpaksa melakukan pengereman produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut.

Strategi yang kami lakukan adalah dengan menyimpan tenaga, energi penulis yang tidak lekang oleh pandemi, dengan tetap melakukan seleksi-seleksi materi buku yang menarik dan menabung naskah. Walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak fisik buku yang terkendala. Hal ini kami siasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.

E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat mudah sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik. E-book akan tetap menarik karena konsep praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media-media lain sebagai media pengayaannya. Selain itu, Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan.

Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru, menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep Metaverse yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kaya. Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional tersebut.

Sebagai penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk tidak mampu menolak tulisan penulis karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.

Ke depan, materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan tulisanlah yang menjadi primadona penulis-penulis baru. Kepandaian penulis dalam mengelola tulisannya dan genre tertentu penulis dapat bermain dan mengerjakan sendiri dalam  memproduksi bukunya dan dapat berkolaborasi penerbit baik minor maupun mayor. Semua akan berada  di jalannya masing-masing dan tidak akan saling berebut akan tetapi tetap menghasilkan keuntungan sehingga semua unsur dunia penerbitan akan menjadi lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.

Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang Tere Liye yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books. Hasil tulisan Tereliye dapat dilihat pada link berikut :  https://www.google.com/search?tbm=bks&q=tere+liye

Seorang penulis jangan pernah segan untuk menawarkan tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan. Tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan  oleh seorang penulis, yaitu :

1. Pelajari karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya karena setiap penerbit mempunyai kekhasan sendiri-sendiri.

2.  Mencoba menulis di aplikasi Wattpad, follower pembaca bapak ibu di situ biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor. konten mendukung

3.  Sebagai penulis harus menjaga kejujuran, idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain.

4.   Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang baik bagi tulisan bapak ibu saat ditawarkan ke penerbit.

Persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku. Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca dan media apa yang sesuai dalam mendukung sebuah terbitan buku..Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut.

Demikian resume pada pertemuan ini, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laptop ASUS Selalu di Hati

Kemajuan ilmu dan teknologi membawa kehidupan manusia ke era dunia digital. Hampir semua aspek kehidupan manusia menggunakan media digital, ...