Jumat, 10 Desember 2021

Menjelajahi Alam Digital yang Luas

Pertemuan 14

Hari/Tanggal          :     Rabu, 01 Desember 2021

Materi                    :     Menjelajahi Alam Digital yang Luas
Nara Sumber          :     Maesaroh
Moderator              :     Ms. Phia
Penulis                   :     Fatmawati

Alhamdulillahirobbil’alamin sore ini dapat mengikuti pelatihan Guru Motivator Literasi Digital pertemuan ke-14. Pertemuan ini dimoderatori oleh Ms. Phia yang mendampingi nara sumber cantik yang terkenal dengan Sang Blogger Milenial yaitu Ibu Maesaroh yang akan menyampaikan materi tentang “Menjelajahi Alam Digital yang Luas.”

Nara Sumber menyapa para peserta dengan hangat dan memperkenalkan diri dengan mempersilahkan para peserta untuk menjelajahi biodata beliau di : https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html

Ada pepatah mengatakan Ngebolang di dumay dan orangnya memiliki label Sibolang Dumay.

Karena pengaruh dunia digital begitu luas, banyak individu yang jadi selebgram, seleb tiktok, serta seleb fb. Dari sekian aplikasi dunia maya yang digunakan, terkadang hanya membawa seseorang terjerumus pada pergaulan yang salah karena tidak berliterasi sehingga mereka mudah menjadi penyebar informasi hoak.

Untuk mengembangkan budaya literasi genarasi penerus bangsa, di perlukan kecakapan dalam menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab agar mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel. Cerdas menggunakan media sosial berarti cerdas berliterasi. Perlu edukasi yang massif dalam menggerakan literasi digital agar setiap individu dapat dengan mudah memahami informasi dengan benar. Menjelajahi dunia digital tentu perlu kecakapan, agar kita mampu memiliki wawasan yang luas. Tak hanya luas dalam menjelajahi dunia maya saja. Tetapi juga luas secara intelektual

Menjelajahi dunia digital perlu kecakapan agar kita mampu memiliki wawasan yang luas dalam menjelajahi dunia maya  dan  luas secara intelektual.

Ada 4 Pilar dalam mengembangkan Literasi Digital

1. Digital Culture cakap  bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia

2. Digital Safety cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digita.

3. Digital Ethics etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks

4. Digital Skill cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting.


Alam digital/alam maya merupakan sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya. Kecanggihan sebuah teknologi membuat seseorang yang jauh menjadi dekat dengan menggunakan  aplikasi sosmed berupa WA, IG, FB, Twitter serta perangkat google dengan segala produknya.

Sebagai seorang guru perlu menggaungkan literasi digital terhadap anak didik kita ataupun masyarakat di lingkungan kita agar  sebagian besar anak didik kita sudah menggunakan piranti digital dan pandai bergaul di dunia maya tidak  salah kaprah dalam penggunaan media sosial

Usia muda atau remaja berasal dari kata adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Usia remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang dialaminya dalam tiga tingkatan yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 13- 16 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun.

Adanya implementasi pembelajaran dalam menyongsong abad 21 melalui mesin (komputasi) segala informasi tersedia dengan luas, dimana saja dan kapan saja maka literasi digital menjadi penting untuk membangun pendidikan yang berintegrasi pada  pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT, sebagai salah satu strategi manajemen pendidikan 21 yang di dalamnya meliputi tata kelola kelembagaan, dan sumber daya manusia. Untuk itu,  edukasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam meningkatkan budaya cerdas ber-literasi agar para generasi penerus bangsa mampu menyaring  informasi  dengan baik yang beredar dari media sosial.

Pemahaman yang cukup mengenai dunia digital dan pemahaman literasi digital yang buruk serta keterbukaan informasi di media sosial akan berpengaruh bagi kalangan anak muda khususnya para pelajar.dan memberikan dampak psikologis anak dan remaja yang cenderung negatif dalam penggunaan media sosial seperti menghina orang lain, menimbulkan sikap iri terhadap orang lain, mengakibatkan depresi, terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa kurang sopan sehingga menyebabkan dampak buruk dalam berinteraksi.

Penggunaan piranti digital terlampau tinggi akan cenderung mengalami Digital Fatigue. Ciri-ciri Digital Fatigue antara lain :

·      Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.

·           Mata terasa sakit, lelah, dan perih.

·           Sakit kepala dan migrain.

·           Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.

·           Sensitif terhadap cahaya.

·           Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.

·           Merasa putus asa dan tidak berdaya.

·           Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.

·           Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.

·           Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.

Untuk mengantisipasi agar tidak mengalami digital fatigue yaitu dengan memanagement waktu yang baik dan membatasi dalam bermedia sosial. Berselancar di media sosial sesuai kebutuhan dan kepentingan saja karena terkadang kita terlena dengan media seperti tiktok atau Instagram sehingga  terkadang kita lupa bahwa kita hanya melakukan sesuatu yang tidak berfaidah. Ada baiknya buat skala prioritas dalam berselancar di media sosial. Mau ngapain sih? Apa yang harus saya cari? Hari ini saya harus buat konten apa? Dan lainnya.

Ada 5 kecakapan yang perlu dikuasai dalam berliterasi media bagi pelajar dan semua kalangan.

1.   Photo visual literacy

Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.

2.   Reproduksi literacy

Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.

3.   Percabangan literacy

Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.

4.   Informasi literacy

Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.

5.   Sosio-emosional literacy

Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.

Delapan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital :

1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital.

2. Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten.

3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.

4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital.

5. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.

6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.

7. Krisis dalam menyikapi konten.

8. Bertanggungjawab secara sosial.

 

Lima Cara Meliterasi Media Sosial

1.   Perhatian

    Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.

2.   Partisipasi

  Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. Sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.

3.   Kolaborasi

   Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.

4.   Kesadaran jaringan

    Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya.

5.   Pemakaian secara kritis

    Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi.

 

Literasi media sosial merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan aktifitas ber-media sosial dengan aman. Sebagai warganet yang baik, kita harus mampu menyaring dan memberikan informasi yang edukatif. Sesuai dengan istilah media sosial yang dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim sebagi berikut:

1.      Sharing views

2.      Optimizing Knowledge

3.      Collaborating on projects

4.      Investigating new ideas

5.      Advocacy for your service provision

6.      Learning from others

7.      Making new connections

8.      Enhancing your practice

9.      Debating the future

10.   Inspirational support

11.   An essensial tools for your information toolbox

 

Membangun mental digital berarti membangun karakter para generasi bangsa menuju masa emas 2045. Generasi milenial dalam dunia digital akan terus menggelinding dan akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Syarat cerdas berliterasi digital adalah memiliki karakter kebangsaan yang perlu dijunjung  tinggi dan harus menjadi poin utama dalam berbagai aspek.

Beberapa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan diantaranya:

1.      Nilai Kejujuran

2.      Nilai Semangat

3.      Nilai Kebersamaan atau gotong royong

4.      Nilai Kepedulian  atau solidaritas

5.      Nilai Sopan santun

6.      Nilai Persatuan dan Kesatuan

7.      Nilai Kekeluargaan

8.      Nilai Tanggungjawab

 

Untuk mengetahui perkembangan penggunaan media digital dengan mengikuti perkembangan mereka di facebook dengan berteman di setiap media sosialnya karena dengan kita melihat story mereka di sosmed kita tahu banyak tingkah mereka

Edukasi di pada media digital bisa kita lakukan dengan cara contoh kecil membuat sebuah story di media sosial tentang refkeksi pembelajaran, jika bisa boleh ditambah dengan foto-foto kegiatan anak didik. Setelah itu kita tag mereka sehingga lama kelamaan mereka secara tak sadar sudah terjun dalam literasi media. Anak yang kita tag di akun sosial media kita, akan merasa terawasi sehingga bertanggungjawab dalam bermedia sosial. Langkah selanjutnya bisa dengan memberikan tantangan kepada mereka untuk membuat story di sosial media terkait refleksi pembelajaran dan tag teman-temannya beserta akun kita.

Kita bisa membentuk suatu komunitas yang menggaungkan literasi media. Biasanya anak Osis adalah anak yang patut dihandalkan. Mereka bisa dengan mudah memberikan informasi. Sedangkan bagi yang sudah tercandu perlu kita edukasi dengan ranah pendekatan yang baik, tanpa kekerasan tapi dapat menyentuh hati mereka.

Semoga dengan literasi digital dapat membawa kita dan generasi bangsa untuk cakap dan bijak dalam menggunakan media sosial. Semoga Alloh SWT. senantiasa membimbing kita. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan m...