Pertemuan 19
Hari/Tanggal : Rabu,
15 November 2021
Alhamdulillahirobbil’alamin resume pada pelatihan kelas belajar menulis pertemuan 19. Pelatihan kelas ini dimoderatori oleh Ibu Hasima Andri Putri yang mendampingi seorang nara sumber hebat yaitu Bapak Suharto yang akan menyampaikan materi tentang Menulis dikala Sakit. Untuk lebih mengenal narasumber, mari lihat biodata beliau :
Curriculum vitae
Nama : Suharto (Cing
Ato/Cing Ato)
A. Belajar
Menulis
1. Pelatihan
menulis bersama KSGN Akhir Desember 2016 di Wisma UNJ Jakarta, selama 3
hari 2 malam.
1.
Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 17
2.
Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 19
1. Buku
ontologi
2. Buku
Solo
3.
Masih Dalam proses
1) Kado
Spesial Sang Bintang ( tinggal menunggu kisah inspiratif dari murid-murid Yang sukses tembus kuliah keluar negeri
Jepang, Turki, Mesir, Yaman, Thailand, dan lainnya)
4.
Masih Dalam ide
Medsos
Motto Hidup : "Belajar, belajar, dan belajar"
Silahkan buka link Youtube berikut tentang tulisan "Cing Ato" : https://youtu.be/fjpPK_w0Bew dan https://youtu.be/uye6FLj30GU
Pengalaman Cing Ato
Pada awalnya, sebenarnya Cing Ato ingin sekali menulis
dan untuk memenuhi keinginan tersebut berusaha membeli buku tentang tulis
menulis, mengikuti acara jurnalis, dan pernah diundang untuk menulis tapi tetap
saja tidak bisa menulis dan hasil tulisannya kaku dan kering serta tidak bisa
merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang indah bertabur diksi yang penuh
hikmat.
Hal tersebut tidak membuat semangat Cing Ato putus asa bahkan ketika literasi sekolah dan madrasah dimana peserta didik dipinta membaca buku setiap hari selasa, Cing Ato juga mengikuti kegiatan membaca tersebut. Selain membaca, beberapa murid dilibatkan dalam tulis menulis sehingga jadilah buku antologi sebagai wujud literasi menulis. Dari sinilah saya tertarik untuk menulis.
Setelah itu Cing Ato yang mencari
wadah pelatihan penulis dan ketika membuka Facebook pelatihan menulis KSGN di
wisma UNJ. Di sinilah saya kenal dengan pak Namin, Om Jay, Om Dedi, dan lainnya
hingga sering ikut kegiatan beliau dalam menulis. Dari sini Cing Ato sedikit
banyak mengetahui cara menulis, terutama apa yang disampaikan oleh Om
Jay." Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis yang sederhana dahulu,
tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis apa yang kamu alami dan
rasakan" itulah sepenggal kalimat yang saya pahami sampai sekarang. Ada
kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama beliau"Menulislah setiap hari
dan buktikan apa yang terjadi" yang memotivasi saya untuk selalu menulis.
kemudian Cing Ato membuat turunannya"Menulislah setiap hari dan lihatlah
apa yang terjadi". Dari sini terbit buku antologi pertama Cing Ato yang
berjudul" Bukan Guru Biasa" 2016
Setelah itu Cing Ato mengikuti
grup Media Guru dan berhasil menerbitkan buku solo perdana yang berjudul “Mengejar
Azan” yaitu buku cerita tentang perjalanan menuntut ilmu. Cing Ato minta
bantuan pelukis untuk melukis hasil karyanya sebagai wujud kebahagiaan dan
kebanggaannya pada karya yang dihasilkannya.
Namun Tuhan berkehendak lain,
Cing Ato menerima musibah yang mengakibatkan lumpuh total tak berdaya, hanya
menyisakan mata, telinga, dan otak. Bahkan napas pun tidak bisa. Jika tidak
cepat ditangani akan berdampak fatal. 1,5
bulan di ruang ICU, 3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang inap biasa. Pulang
dalam kondisi lumpuh. Satu tahun badan tak bergerak, setelah satu tahun mulai
ada gerakan tangan, butuh enam bulan tangan kiri bisa memegang wajah, lalu
disusul tangan kanan. Jari tangan masih kaku dan tidak bisa menggenggam, untuk
menekan remot saja tidak mampu.1.5 tahun hanya berbaring dan terkadang suntuk
menghampiri.1.5 tahun putus dengan dunia luar, tidak tahu perkembangan dunia
luar seperti apa.
Suatu hari handphone istrinya
tertinggal dan berdering dan Cing Ato meminta asisten rumah tangganya untuk
mengambilnya dan meletakkannya di dada kemudian berusaha membukanya dan
Alhamdulillah berhasil. Akhirnya ketika istrinya pulang sekolah, Cing Ato
meminta handpone dan minta dibelikan kartu baru.
Sejak itu mulailah diri ini
terasa hidup kembali. Mulai dari melacak akun facebook dan memposting kondisi
sehingga menimbulkan rasa empati dan simpati dari banyak orang. Berlanjut untuk
mulai menulis apa yang pernah didengar, dilihat dan dibaca. Kesukaannya pada
motivasi menuntunnya untuk menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup
setiap hari dan menulis apa yang terjadi pada diri. Lambat laun ini membawa
keajaiban tersendiri bagi kondisi kesehatannya yang semakin membaik dan
menunjukkan progress yang menggembirakan dengan mulai bergeraknya bagian-bagian
tubuh satu persatu.
Menulis dilakukan Cing Ato dengan
cara rebahan di atas kasur dan ketika sudah mulai bisa duduk di kursi roda
dilakukan di mana saja sambil menikmati alam sekitar dan macetnya arus lalu
lintas, sambil menjemur badan bahkan sambil terapi.
Suatu saat Om Jay menghubungi Cing Ato lewat WA dan video
call untuk mengajaknya pelatihan menulis dan beliau pun mengikutinya sesuai
dengan kemampuannya. Materinya disimpan di aplikasi catatan HP sebagai tempat
saya menulis setelah itu baru saya share ke blog dan Facebook.
“Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi.” Kalimat
ini sebagai penyemangat Cing Ato dan keinginan membangkitkan dan mengajak teman
untuk menulis. Walau terkadang dinyinyir tetap maju pantang surut ke belakang.
Karena ingat pesan Om Dedi"Ingat apa yang menurut kita bagus belum tentu
orang lain menerima" artinya terus berjuang.
Dari sinilah lahir buku demi buku secara estapet. Sesuatu
yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud
keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa.Lelah
pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja susah,
begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah tangga,
Cing Ato bisa membaca buku untuk memperkaya tulisannya. Ya, menulis itu identik
dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca.
Kemudian Cing Ato memcoba untuk membuka laptop walau berat
jari ini untuk menekan hurup dan angka, tapi dipaksakan hingga tanpa sadar sebagai media
terapi jari yang akhirnya jari kuat
menekan huruf-huruf. Tulisan yang ada di blog dan Facebook dipindahkan ke
laptop dan dikelompokkan sesuai tema yang diinginkan. Lalu diedit hingga
menjadi sebuah buku. Untuk mempertajam tulisannya Cing Ato berguru dengan pak
Akbar Zaenudin penulis buku best seller Man Jadda wa Wajada. Maka Jadilah
sebuah buku motivasi sebagai karya tulis sederhana Cing Ato.
Hasil tulisan Cing Ato mendapatkan tanggapan positif dari
banyak kalangan mulai dari apresiasi, menjadikan beliau nara sumber dan
kunjungan dari beberapa youtuber menambah motivasi Cing Ato untuk lebih maju
lagi dalam dunia kepenulisannya dengan melatih suaranya yang saat ini masih
kurang terdengar dengan jelas sehingga bisa berperan optimal saat menjadi
pembicara mengisi pelatihan. Selain itu Cing Ato juga terus mengembangkan kemampuan
menulisnya dengan melatih membuat puisi, pantun, cara membuat cover buku, cara
membuat layout buku hingga mempelajari cara untuk menjadi penerbit, dengan
harapan ingin menjadi penerbit mayor.
Keterbatasan bukanlah halangan untuk seseorang dalam
berkarya dan meraih kesuksesan, keuletan dan semangat yang tinggi sebagai kunci
untuk membuka kesuksesan itu.
Untuk menjadi terampil dalam melakukan sebuah keterampilan
membutuhkan latihan terus menerus begitu juga dengan menulis. Agar terampil
menulis maka teruslah menulis.
Semoga resume ini bermanfaat dan menginspirasi kita untuk lebih semanagat dalam berkarya. Semoga Alloh SWT. Senantiasa membimbing kita. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar