HADIAH
UNTUK BENI
Hari
minggu pagi setelah mandi Beni duduk di
teras rumah sambil membaca buku cerita Si Kancil yang baru minggu lalu
dibelikan oleh ayahnya. Ibunya sedang membersihkan halaman belakang rumah dan
ayahnya sedang membaca koran di kursi ruang tamu. Sesekali Beni melihat ke
jalan. Tampak banyak orang yang berlalu lalang menuju tempat tujuan mereka
masing-masing.
Teet…teet…teet… terdengar suara klakson mobil berbunyi. Beni terkejut mendengarnya karena dia sedang serius membaca buku. Beni menengok ke arah gerbang rumahnya. Tampak sebuah mobil sedan warna merah sedang memasuki halaman rumah. Beni tampak mengernyitkan dahinya berpikir tentang siapa gerangan yang datang dengan mengendarai mobil sebagus itu.
Setelah mobil parkir di halaman, keluarlah seorang laki-laki yang usianya lebih muda dari ayah Beni yang diikuti oleh seorang wanita dan dua orang anak laki-laki yang usianya tidak jauh berbeda dengan Beni.
“Assalamu’alaikum,
ini Beni kan ?” ucap laki-laki itu kepada Beni.
Tak lama kemudian ayah dan ibu Beni keluar dari dalam rumah menemui keluarga paman Hadi. Paman Hadi adalah teman ayah Beni yang sudah akrab dengan keluarga Beni sehingga seperti keluarganya sendiri. Mereka masuk ke dalam rumah dan ngobrol di ruang tamu.
“Dori,
tolong ambilkan kotak yang ayah bawa di mobil, bawa kesini,” paman Hadi
memanggil Dori.
"Dori… Dio… kita main kelereng yuk,” ajak Beni. Dori dan Dio mengangguk mengiyakan. Ketiganya beranjak dari tempat duduk mereka menuju ke halaman depan rumah. Beni menggambar bentuk segi empat di tanah dengan menggunakan sebatang kayu dan meletakkan beberapa butir kelereng di dalamnya. Dori, Dio dan Beni masing-masing memegang sebutir kelereng yang akan mereka gunakan sebagai gaco.
Giliran pertama Dori untuk menyentil kelereng yang ada dalam kotak tersebut dengan gaco yang dia punya. Disentilnya gaco dengan menggunakan jari-jari mungilnya yang lincah dan mengenai kelereng di dalam kotak tapi tidak ada kelereng yang keluar melewati garis.
Giliran selanjutnya Dio harus menyentil kelerengnya ke arah kumpulan kelereng yang ada dalam kotak. Dengan bergaya yang lucu Dio mulai menyentil kelereng gaconya dan mengenai kelereng yang ada dalam kotak, tapi hanya bergeser sedikit saja dari posisi semula.
Sekarang giliran Beni yang beraksi untuk menyentil kelerengnya dan kelereng yang terkena gaconya keluar melewati garis 2 butir. Masih ada beberapa kelereng lagi yang ada dalam garis kotak itu.
Mereka secara bergantian mendapat giliran menyentil kelereng hingga tidak ada lagi kelereng yang ada dalam garis kotak. Mereka bermain denga suka ria dan terlihat akrab sekali walaupun mereka baru saja kenal. Sesekali terdengar gelak tawa mereka memecah kesunyian dan keseriusan mereka dalam bermain kelereng.
Orang tua mereka yang sedang berbincang-bincang di ruang tamu tersenyum melihat tingkah laku anak-anak mereka yang sedang bermain. Permainan kelereng yang sederhana bisa membawa suasana menjadi lebih akrab dan hangat bagaikan terjalinnya sebuah persahabatan dan persaudaraan.
Fatmawati, S.Pd.