Sabtu, 05 November 2022

Memahami Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)


 Memahami Siswa Lamban Belajar


Siang ini Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menyelenggarakan Webinar menyapa guru pendidikan menengah dan khusus dengan tema "Memahami Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)". Materi ini disampaikan oleh Ibu Erma Komala Sari, M.Psi. dari Universitas Sebelas Maret dan Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd. dari Universitas Negeri Surabaya.

Dalam konteks merdeka belajar adalah pendidikan yang merata dan berkualitas yang berorientasi pada murid agar potensi yang dimiliki murid dapat berkembang secara optimal. Seorang guru harus memahami kondisi fisik dan psikis peserta didik sehingga pembelajaran yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid. Merdeka belajar memberi kesempatan yang sama pada semua murid dalam keadaan apapun untuk mendapatkan layanan yang optimal.

Pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

Anak lamban belajar merupakan anak yang memiliki keterbatasan potensi kecerdasan sehingga proses belajarnya menjadi lamban karena disebabkan oleh tingkat kecerdasan mereka yang berada sedikit di bawah rata-rata dengan IQ antara 70-89.

Kelambanan belajar merata pada hampir semua mata pelajaran. Slow Learner di sebut anak border line (ambang batas) karena berada di antara kategori kecerdasan rata-rata dan kategori retardasi mental atau tunagrahita.

Seorang anak dapat dikatakan sebagai pembelajar yang lambat jika perkembangan keterampilan berpikirnya berada pada tingkat yang lebih lambat dari teman-temannya. Anak akan melalui tahap perkembangan yang sama persis dengan teman sebayanya tapi membutuhkan waktu yang lebih lama.

Ada beberapa perbedaan berkaitan dengan kondisi siswa, yaitu :

1. Lamban belajar (slow learner).

Anak memiliki kemampuan intelektual sedikit di bawah rata-rata (ambang batas), permasalahan belajarnya merata pada seluruh area belajar namun tidak mengalami permasalahan pada aktivitas sehari-hari.

2. Retardasi mental atau tunagrahita.

Anak memiliki kemampuan jauh di bawah rata-rata dan permasalahan terjadi pada perilaku adaptif terkait dengan aktivitas sehari-hari.

3. Specific Learning Disabilities (Kesulitan belajar spesifik).

Anak memiliki kemampuan intelektual normal namun mengalami kesulitan pada area belajar tertentu seperti disleksia, disgrafia, diskalkulia, dan sebagainya.

4. Underachiever

Anak memiliki kemampuan intelektual tinggi namun prestasi yang dihasilkan rendah.

Karakteristik Anak Lamban Belajar

Karakteristik anak yang lamban belajar antara lain :

1. Tidak mengikuti pelajaran seperti anak lainnya

2. Sering terlambat atau tidak menyelesaikan tugas

3. Menghindari tugas-tugas yang agak berat.

4. Kurang teliti atau ceroboh dalam banyak hal

5. Acuh tak acuh atau masa bodoh

6. Menampakkan semangat belajar yang rendah

7. Konsentrasi pendek sehingga perhatian sering terganggu.

8. Suka menyendiri dan sulit menyesuaikan diri.

9. Pemurung

10. Agresif.

11. Hasil belajar rendah dan nilai hampir selalu di bawah rata-rata untuk semua mata pelajaran.

12. Lambat dalam menyelesaikan pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaannya rendah.

13. Sering tidak naik kelas.


Karakteristik anak lamban belajar menurut Pierangelo (1994) :

1. Memiliki IQ yang berada pada range 70-89.

2. Memiliki kemampuan intelektual yang rendah.

3. Memiliki jangka waktu perhatian yang pendek sehingga sulit untuk berkonsentrasi.

4. Tidak mampu menarik kesimpulan umum atau generalisasi.

5. Nilai selalu di bawah rata-rata.

6. Merasa tidak aman

7. Menarik diri dan tidak berpartisipasi.

8. Jarang menjadi sukarelawan di kelas.

9. Kesulitan untuk memulai sesuatu

10. Kesulitan untuk menyelesaikan tugas.

Menurut Show, Grimer dan Bukman anak lamban belajar memiliki performa akademik yang rendah di sekolah sehingga membutuhkan pendidikan khusus tetapi tidak sesuai dimasukkan di sekolah khusus.

Penyebab Anak Lamban Belajar

Ada beberapa hal yang beresiko menimbulkan anak lamban belajar antara lain:

1. Genetik, permasalahan pada genetik dan keturunan.

2. Pranatal, seperti kelainan kromosom, gangguan biokimia dan permasalahan lain saat kehamilan.

3. Natal, seperti kelahiran prematur, kekurangan oksigen dan permasalahan lain saat kelahiran.

4. Postnatal, seperti kurang nutrisi, trauma fisik/kecelakaan dan penyakit tertentu.

5. Lingkungan, seperti kondisi sosial ekonomi, lingkungan dan strategi pembelajaran yang kurang sehat.

Dampak anak lamban belajar 

Ada beberapa dampak yang dapat terjadi pada anak yang lamban belajar, yaitu :

1. Fisik

Secara umum tidak ada dampak yang signifikan karena anak lamban belajar memiliki fisik yang sama seperti anak lain pada umumnya.

2. Kognitif

Secara kognitif anak lamban belajar memiliki pemahaman, daya tangkap, memori/daya ingat, abstraksi, generalisasi dan konsentrasi yang rendah.

3. Sosial

Secara sosial anak lamban belajar menarik diri karena kurang percaya diri, malu dan kurang mampu bersosialisasi sehingga cenderung bermain dengan anak yang lebih kecil.

4. Emosi

Keadaan emosi anak lamban belajar cenderung kurang stabil, sensitif, agresif, cepat marah, dan mudah menyerah (pesimis).

5. Akademik

Secara akademik anak lamban belajar memiliki performa dan prestasi yang rendah serta kesulitan dalam berbagai mata pelajaran sehingga sering tidak naik kelas.n.

Bagaimana cara mendeteksi Anak lamban belajar ?

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi anak-anak lamban belajar antara lain :

1. Tes formal (tes IQ)

2. Observasi

3. Tes informal

4. Wawancara orang tua, teman dan lainnya.

5. Dokumentasi (portofolio)c


Bagaimana Pembelajaran untuk Anak Lamban Belajar

Satuan pendidikan yang tepat untuk tempat anak siswa lamban belajar adalah di sekolah reguler dan sekolah inklusif (SPPI) serta tidak diarahkan pada sekolah khusus karena di sekolah khusus menggunakan kurikulum khusus untuk anak berkebutuhan khusus.

Anak lamban belajar mampu menyelesaikan proses pembelajaran di sekolah reguler hanya saja memerlukan pendampingan khusus dan penambahan waktu yang agak lama dibandingkan dengan teman lainnya.


Strategi layanan pembelajaran untuk anak lamban belajar

Referensi umum dalam pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus antara lain :

1. Kurikulum 

Kurikulum meliputi kurikulum reguler, kurikulum berdiferensiasi dan kurikulum khusus. Penentuan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik menggunakan assesmen diagnostik.

Kurikulum yang digunakan untuk anak lamban belajar adalah kurikulum reguler yang diadaptasi sesuai dengan potensi peserta didik. Adaptasi dilakukan pada proses dan penilaian.

 2. Perencanaan pembelajaran.

Rencana pembelajaran untuk anak lamban belajar menggunakan RPP reguler dengan memberikan tambahan pada proses pembelajaran dan penilaian dengan remedial teaching.

3. Pelaksanaan pembelajaran

Secara umum pelaksanaan pembelajaran untuk anak lamban belajar dilakukan secara klasikal dan pada waktu tertentu diberi tambahan remedial teaching.

4. Strategi pembelajaran

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dilakukan pada anak yang lamban belajar antara lain :

- Compensatory teaching. Anak diberi kompensasi untuk melakukan pembelajaran secara berulang-ulang.

- Remedial teaching. Tambahan pembelajaran bagi materi yang belum dipahami.

- Instructional strategies. Dapat dilakukan dengan tugas-tugas yang simpel.

- Incorporate Individualized learning material. pendekatan individual

- Incorporate audio visual material. Dengan memadukan teori secara audio dan visual 

- Develop your own worksheet and exercise. Merubah lembar kerja.

- Provide peer tutors for students needing remediation. Dengan melakukan tutor sebaya.

- Encourage oral expression instead of written report

- When testing provide study aids- 

- Teach learning skills

- Be patient with slow learner 

- Seek school management's help.

- Engage fellow classmates in your effort

- Provide minimum home work

- Let s buddy teach

- Encourage and teach the right thing

- Give them special takeaways, dengan cara memberi reward bagi anak lamban belajar yang berhasil menyelesaikan tugas.

- Praise and raise them

- Encourage constant parent teacher association. Melakukan kerjasama dengan orang tua dalam mendampingi anaknya ketika belajar.

- Organization and class management. Dengan menciptakan lingkungan dan situasi kelas yang kondusif yang dapat memberi dukungan pada anak yang lamban belajar.

Untuk melakukan layanan yang optimal bagi semua siswa baik yang reguler maupun lamban belajar harus ada kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak baik kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru BK, wali kelas, dan orang tua.

Fatmawati, S.Pd. (SMA N 1 Sumberejo Kabupaten Tanggamus)

Tanggamus, 08 Maret 2022


Sumber :

www.fatmawati.my.id (8 Maret 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laptop ASUS Selalu di Hati

Kemajuan ilmu dan teknologi membawa kehidupan manusia ke era dunia digital. Hampir semua aspek kehidupan manusia menggunakan media digital, ...