Minggu, 07 November 2021

Kiat Menulis Buku Fiksi

 

Pertemuan 11

Hari/Tanggal            :     Rabu, 27 Oktober 2021

Materi                      :     Kiat Menulis Cerita Fiksi
Nara Sumber           :     Sudomo, S.Pt.
Moderator               :     Dail Ma’ruf
Penulis                    :     Fatmawati, S.Pd.

Alhamdulillah hari ini bisa mengikuti pelatihan belajar menulis pertemuan  11 tentang Kiat menulis Cerita Fiksi yang disampaikan oleh Bapak Sudomo, S.Pd. seorang Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat yang memiliki banyak prestasi dan kaya buku baik buku antologi maupun buku solo.

Cerita fiksi merupakan sebuak karya sastra yang berisi cerita rekaan dan khayalan yang berasal dari imajinasi penulis yang bisa bermanfaat sebagai hiburan dan sarana untuk memetik nilai kebaikkan.

Ada beberapa alas an yang menyebabkan pentingnya belajar menulis cerita fiksi diantaranya salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi; Menulis cerita fiksi dapat digunakan sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan, sebagai upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri serta sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis.

Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk bisa menulis cerita fiksi, yaitu :

1.    Komitmen dan niat yang kuat  

2.    Kemauan dan kemampuan melakukan Riset

3.    Banyak membaca cerita fiksi

4.    Mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)  

5.    Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi

6.    Menjaga konsistensi menulis


Bentuk cerita fiksi bermacam-macam sesuai dengan jumlah katanya yaitu Fiksimini (beberapa kata), Flash Fiction ( Jumlah kata khusus),  Pentigraf (Cerita tiga paragraph), Cerpen (< 7.500 kata) Novelet (7.500 – 17.500 kata), Novela (17.500 – 40.000 kata) dan Novel ( > 40.000 kata)

Unsur-unsur yang harus ada dalam cerita fiksi, yaitu :

1.    Tema

Tema merupakan ide pokok cerita; × Tips menentukan tema antara lain sesuatu yang dekat dengan penulis dan menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh dan ruang lingkup terbatas. Cara menentukan tema bisa menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati. Contoh Tema: Berkah kejujuran, Pendidikan dan kemiskinan, Pengalaman siswa selama Belajar di Rumah, Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh.

 

2.    Premis

Premis merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat.  Unsur-unsur premis: meliputi karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolus. Membuat premis dapat dilakukan dengan cara tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh. Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA

 

3.    Alur/Plot

Alur/Plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Macam-macam alur antara lain Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis.  Unsur-unsur alur/plot meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending. Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih.

 

4.    Penokohan

Penokohan adalah penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita. Macam-macam tokoh antara lain protagonis, antagonis, dan tritagonis; Teknik penggambaran tokoh meliputi  analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.


5.    Latar/Setting

Latar/Setting adalah penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Jenis-jenis latar antara lain  latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral.

 

6.    Sudut Pandang

Sudut Pandang adalah  cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita. Macam-macam sudut pandang antara lain Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran

 

Bagaimana kiat menulis cerita fiksi ?

Kiat-kiat  menulis cerita fiksi antara lain :

1.    Niat, motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan.

2.    Baca Fiksi orang lain sebagai upaya menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan.

3.    Ide dan genre. Segera catat saat ide mendadak muncul. Menemukan ide dapat dilakukan dengan cara mengembangkan imajinasi  dan pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai.

4. Outline merupakan kerangka yang disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita, Membuat premis sesuai tema , Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya, Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik, Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail, Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

5. Menulis yang terdiri dari membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca, Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh, Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi ,  Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas, Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi),  Membuat ending yang baik.

6.  Swasunting. Swasunting dilakukan setelah selesai menulis dan jangan menulis sambil mengedit. Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita.  Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri dan jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

 Demikian kiat untuk menulis cerita fiksi semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan m...