Pertemuan 11
Hari/Tanggal : Rabu,
27 Oktober 2021
Alhamdulillah hari ini bisa mengikuti pelatihan belajar menulis pertemuan 11 tentang Kiat menulis Cerita Fiksi yang disampaikan oleh Bapak Sudomo, S.Pd. seorang Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat yang memiliki banyak prestasi dan kaya buku baik buku antologi maupun buku solo.
Cerita fiksi merupakan sebuak karya sastra yang berisi cerita rekaan dan khayalan yang berasal dari imajinasi penulis yang bisa bermanfaat sebagai hiburan dan sarana untuk memetik nilai kebaikkan.
Ada beberapa alas an yang menyebabkan pentingnya belajar menulis cerita fiksi diantaranya salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi; Menulis cerita fiksi dapat digunakan sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan, sebagai upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri serta sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis.
Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk bisa menulis cerita fiksi, yaitu :
2. Kemauan
dan kemampuan melakukan Riset
3. Banyak
membaca cerita fiksi
4. Mempelajari
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI)
5. Memahami
dasar-dasar menulis cerita fiksi
6. Menjaga
konsistensi menulis
Unsur-unsur yang harus ada dalam cerita fiksi, yaitu :
1. Tema
Tema merupakan
ide pokok cerita; × Tips menentukan tema antara lain sesuatu yang dekat dengan
penulis dan menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh dan ruang lingkup
terbatas. Cara menentukan tema bisa menyesuaikan dengan minat, mengangkat
kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati. Contoh
Tema: Berkah kejujuran, Pendidikan dan kemiskinan, Pengalaman siswa selama
Belajar di Rumah, Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh.
2. Premis
Premis
merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsur premis: meliputi karakter, tujuan
tokoh, rintangan/halangan, dan resolus. Membuat premis dapat dilakukan dengan
cara tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu
kalimat utuh. Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya
melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman
tentang materi IPA
3. Alur/Plot
Alur/Plot
adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Macam-macam alur antara lain
Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis. Unsur-unsur alur/plot meliputi Pengenalan
cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks,
Penyelesaian/ending. Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah
tergantung pada jenis alur yang dipilih.
4. Penokohan
Penokohan
adalah penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam
cerita. Macam-macam tokoh antara lain protagonis, antagonis, dan tritagonis;
Teknik penggambaran tokoh meliputi analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan
tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
5. Latar/Setting
Latar/Setting
adalah penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa
dalam cerita. Jenis-jenis latar antara lain latar waktu, latar tempat, latar suasana,
latar sosial, latar material, dan latar integral.
6. Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah cara penulis menempatkan dirinya terhadap
cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita. Macam-macam sudut pandang
antara lain Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang
Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran
Kiat-kiat menulis cerita fiksi antara lain :
1. Niat,
motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan.
2. Baca
Fiksi orang lain sebagai upaya menemukan bahan belajar/referensi berupa ide,
pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan.
3. Ide
dan genre. Segera catat saat ide mendadak muncul. Menemukan ide dapat dilakukan
dengan cara mengembangkan imajinasi dan pemilihan
genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai.
4. Outline
merupakan kerangka yang disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi.
Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita, Membuat premis
sesuai tema , Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya, Menentukan
penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan
baik, Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail,
Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
5. Menulis
yang terdiri dari membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik,
konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara
memaparkan secara jelas kepada pembaca, Menguatkan sisi konflik internal dan
eksternal tokoh, Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan
memperkuat imajinasi , Memilih susunan
kalimat yang pendek dan jelas, Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata
(diksi), Membuat ending yang baik.
6. Swasunting.
Swasunting dilakukan setelah selesai menulis dan jangan menulis sambil
mengedit. Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata
baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita. Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai
penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri dan jangan lupa menyiapkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar