Kamis, 11 November 2021

Mengenal Penerbit Indie

 

Pertemuan 17

Hari/Tanggal      :     Rabu, 10 November 2021

Materi                :     Mengenal Penerbit Indie
Nara Sumber     :     Mukminin, S.Pd., M.Pd.
Moderator         :     Aam Nurhasanah
Penulis              :     Fatmawati, S.Pd.

Atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa pada malam hari ini rabu tanggal 10 November 2021 bertepatan dengan hari Pahlawan dapat mengikuti pelatihan belajar menulis. Tak terasa hari ini sudah memasuki pertemuan yang ke-17. Sang moderator hebat Ibu Aam Nurhasanah memandu acara ini dengan penuh semangat. Beliau mendampingi seorang nara sumber hebat penerbit indie yaitu Bapak Mukminin, S.Pd.,M.Pd. yang lebih akrab disapa Cak Inin. Beliau dari SMP 1 Kedungping Lamongan Jatim dan peserta pelatihan menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 8. Beliau mulai belajar menulis dari nol mulai diusia 55 tahun. Untuk lebih mengenalnya marilah kita simak cv beliau di https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Materi yang disampaikan pada malam hari ini adalah mengenal penerbit Indie.

Seiring dengan perkembangan zaman, semua orang sebenarnya bisa menulis dan menerbitkan buku mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang dimiliki oleh seorang guru yang perla ditulis kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca.

Butuh ketekunan dan perjuangan untuk bisa terlatih menulis. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya. Agar Anda  terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Contoh kata-kata mutiara semoga dapat memotivasi diri:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

 

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Tahapan cara menulis dan menerbitkan buku yang tepat. Ada 5 tahapan yang harus dilalui yaitu :

1. Prawriting

Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention) dan Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan. Hal tersebut dapat diperoleh penulis banyak membaca buku.

 2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

 3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yang perlu ditambahkan.

 4. Editting/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.

 5. Publikasi 

Jika tulisan yang berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

 Apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yang akan menerbitkan buku Anda?

Penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  :

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

v Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

v Penerbit indie hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

v Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

v Penerbit indie :  Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

 3.  Profesionalitas

v Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

v Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

 4.  Waktu Penerbitan

v Penerbit mayor : Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

v Penerbit indie : Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

 5.  Royalti

v Penerbit mayor : kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

v Penerbit indie : umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

 6. Biaya penerbitan

v Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

v Penerbit indie : Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

 

Ada beberapa penerbit Independen ( penerbit Indie) antara lain :

Oase
Gemala
YPTD dan
Kamlia Press Lamongan.

 Itulah materi untuk pertemuan hari ini. Semoga bermanfaat.

3 komentar:

Laptop ASUS Selalu di Hati

Kemajuan ilmu dan teknologi membawa kehidupan manusia ke era dunia digital. Hampir semua aspek kehidupan manusia menggunakan media digital, ...