Senin, 13 Desember 2021

Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital

 

Pertemuan 13 GMLD

Hari/Tanggal            :     Senin, 29 November 2021

Materi                      :     Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital
Narasumber             :     Aam Nurhasanah
Moderator                :     Dail Ma’ruf
Penulis                     :     Fatmawati

Alhamdulillahirobbil’alamiin, sore ini tanggal 29 November 2021 dapat mengikuti pelatihan GMLD pertemuan ke-13. Pertemuan kali ini dimoderatori oeh Bapak Dail Ma’ruf  yang menemani narasumber cantik jelita dari Lebak Banten yaitu Ibu Aam Nurhasanah yang akan memberikan materi tentang “

Hoax adalah berita bohong atau kabar palsu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar. Tapi dibuat seolah-olah benar adanya dan diverifikasi kebenarannya. Dengan kata lain, sebagai upaya memutarbalikkan fakta.

Unesco dalam publikasinya berjudul “journalism, fake news and disinformation” yang dirilis tahun 2018 telah membagi hoaks alias kabar bohong ini menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

¡   Misinformasi adalah informasi yang memang tidak benar atau tidak akurat, namun orang yang menyebarkannya berkeyakinan bahwa informasi tersebut sahih dan dapat dipercaya. Sejatinya tidak ada tujuan buruk bagi mereka yang menyebarkan konten misinformasi, selain sekedar untuk “mengingatkan” atau “berjaga-jaga”.

¡   Disinformasi adalah informasi yang juga tidak benar namun memang direkayasa (fabricated) sedemikian rupa oleh pihak-pihak yang berniat membohongi masyarakat, sengaja ingin mempengaruhi opini publik dan lantas mendapatkan keuntungan tertentu darinya.

¡   Malinformasi adalah informasi yang memang memiliki cukup unsur kebenaran, baik berdasarkan penggalan atau keseluruhan fakta obyektif. Namun penyajiannya dikemas sedemikian rupa untuk melakukan tindakan yang merugikan bagi pihak lain atau kondisi tertentu, ketimbang berorientasi pada kepentingan publik. Beberapa bentuk pelecehan (verbal), ujaran kebencian dan diskriminasi, serta penyebaran informasi hasil pelanggaran privasi dan data pribadi adalah ragam bentuk malinformasi.

 Ciri-ciri hoax yang bisa dikenali :

1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.

2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.

3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.

4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.

5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.

6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.

7. Memberi penjulukan.

8. Minta supaya di-share atau diviralkan.

9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.

10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.

11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab tidak jelas.

12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.

Langkah Sederhana Mengidentifikasi Hoax

1.    Waspada dengan judul yang provokatif

Kabar hoax kerap menggunakan judul yang sensasional dan provokatif. Isinya pun bisa dikutip dari media resmi, yang kemudian diubah-ubah. Supaya menimbulkan            persepsi sesuai yang dikehendaki dari pembuat berita hoax.

2.    Cermati alamat situs

Informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link hidup, cermatilah alamat URL situs yang dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dinilai meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar   43.000 situs yang mengklaim menjadi portal berita.

3.    Periksa fakta

Perlu memperhatikan sumber kabar yang diperoleh. Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri. Sebaiknya jangan mudah percaya apabila informasi yang berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.

4.    Cek keaslian foto

Di era teknologi digital saat ini, selain konten berupa teks, beberapa foto atau video konten juga bisa dimanipulasi. Ada kalanya pembuat kabar hoax akan mengedit untuk   memprovokasi pembaca.

5.    Ikut serta dalam grup diskusi anti hoax

Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Melalui grup tersebut, Anda bisa saling berdiskusi dan bekerja sama mencari berita yang sebenarnya.

Surat QS. Al Hujarat ayat 6,  “Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Semoga Alloh SWT senantiasa membimbing kita. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan m...