Satu Guru Dalam Membangun Karakter Profil Pelajar Pancasila
Pengertian Pelajar Pancasila tertuang dalam Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Pelajar pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ciri-ciri dan karakter profil Pelajar Pancasila antara lain :
1.
Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
Elemen kunci dalam beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia meliputi berakhlak beragama,
akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam dan akhlak bernegara.
Dengan mencapai elemen kunci tersebut seorang pelajar mampu memahami ajaran
agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan
sehari-hari
2.
Berkebhinekaan global
Elemen kunci dalam kebhinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebhinekaan. Seorang pelajar terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain
dengan tetap mempertahankan budaya luhur lokalitas dan identitasnya sehingga
menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai budaya masing-masing serta
kemungkinan terbentuknya budaya positif yang tidak bertentangan dengan budaya
luhur bangsa.
3.
Bergotong royong
Elemen kunci dalam bergotongroyong
meliputi kolaborasi, keperdulian dan berbagi. Hal ini akan membentuk pelajar
yang mampu melakukan kegiatan bersama-sama secara suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan dengan mudah, ringan dan lancar.
4.
Mandiri
Elemen kunci dari mandiri adalah
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. Hal ini akan
membentuk pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri.
5.
Bernalar kritis.
Elemen kunci dalm bernalar kritis
meliputi memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran , merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan
mengambil keputusan. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara obyektif untuk memproses informasi yang didapatnya
baik kualitatif maupun kuantitatif, melihat keterkaitan antara berbagai informasi
yang ada, menganalisisnya, mengevaluasi dan mengambil kesimpulan berdasarkan
informasi dan data yang ada.
6.
Kreatif
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal. Pelajar mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang
orisinal,bermakna, bermanfaat dan berdampak untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat
umum.
Karakter merupakan suatu pembawaan individu yang meliputi watak, sikap, kepribadian dan tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam setiap individu terdapat karakter yang berbeda-beda antara satu sama lainnya. Pembentukan karakter dalam diri seseorang melalui proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Lingkungan, lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter peserta didik mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
- Kegiatan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan secara teratur setiap hari akan menjadi kebiasaan dan akan berpengaruh besar terhadap pembentukan dan perkembangan karakter seseorang.
- Keturunan. Kepribadian yang menurun akan berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter.
- Perasaan. Perasaan atau emosi berasal dari diri sendiri dan sangat berpengaruh kuat pada saat berada dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mengambil suatu tindakan atau keputusan.
Pembentukan karakter tidak hanya menjadi tugas guru di sekolah melainkan juga tugas orang tua dan warga masyarakat. Semuanya harus bersinergi dan berkolaborasi dalam membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama menjadi pijakan dasar yang kuat bagi karakter seorang anak. Orangtua memberikan teladan bagi anak-anaknya dalam kebiasaan-kebiasaan baik yang ada di rumah sehingga anak terbiasa melakukannya dan akan membentuk karakter pada diri anak tersebut. Terutama pada saat pandemi Covid 19, pembelajaran dilakukan secara daring dari rumah, orangtua berperan sebagai orangtua sekaligus sebagai guru dalam mendampingi anaknya belajar di rumah. Orangtua harus selalu memotivasi anaknya untuk senantiasa bertanggungjawab dengan belajarnya sendiri sehingga anak menjadi mandiri dan disiplin dalam menjalankan aktivitas belajarnya di rumah dan aktivitas kegiatannya sehari-hari.
Di lingkungan sekolah, guru berusaha menciptakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga menumbuhkan kreativitas siswa serta menggiring siswa untuk bernalar kritis dalam belajar dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu proses pembiasaan budaya positif terus ditanamkan di sekolah seperti budaya 6 S, budaya bersih, budaya literasi dan budaya positif lainnya sehingga peserta didik terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan positif dan baik yang akan membentuk karakter peserta didik. Selama masa pandemi dan pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih terbatas tentunya agak kesulitan dalam melakukan kegiatan tersebut secara maksimal. Tentunya hal ini bisa dilakukan dengan kolaborasi antara guru, orangtua dan masyarakat.
Guru perlu membimbing, mendampingi dan mengarahkan peserta didik dalam memahami budaya-budaya yang ada di sekitarnya serta keanekaragaman budaya yang ada di masyarakat sehingga tumbuh saling menghargai dan rasa toleransi kebudayaan masing-masing.
Selain itu guru perlu memetakan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik bisa mengembangkan potensinya serta bekerjasama dan berkolaborasi sesuai dengan potensi yang dimiliki. masing-masing. Guru juga perlu melakukan pembelajaran differensiasi untuk memenuhi semua kebutuhan belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang mengalami hambatan, kesulitan atau permasalahan perlu diberikan konseling dan coaching oleh guru agar peserta didik dapat menemukan potensi yang dimilikinya dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya sendiri.
Untuk membangun karakter peserta didik dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila bukan menjadi tanggungjawab dan tugas guru dan sekolah saja tetapi harus ada kolaborasi dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak yaitu guru, orang tua, dan masyarakat pada umumnya.
SATUGURU merupakan komunitas bagi para guru untuk saling berbagi, bertukar informasi, saling memotivasi untuk berkarya dan berprestasi, serta berkolaborasi satu sama lain sehingga mengajar itu menyenangkan bagi guru dan peserta didik. Dengan pembelajaran yang menyenangkan serta melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan, cara dan pilihan serta melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar mereka sendiri sehingga tercapai merdeka belajar dan terbentuknya profil pelajar Pancasila.
Fatmawati, S.Pd.
terima aksih
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung
Hapus