Kegelisahan
Rina
Sejak selepas sholat Maghrib Rina berada di
kamarnya. Ia mengambil buku pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Dua mata
pelajaran tersebut akan diujikan esok hari. Sejak kemarin ujian akhir semester ganjil
dilaksanakan. Rina mulai membuka buku matematika miliknya. Satu halaman
dibacanya dilanjutkan dengan halaman ke dua. Di tengah keseriusannya membaca buku
matematika, tiba-tiba HP nya berbunyi. Biasanya HP ia berikan ibunya ketika ia
sedang belajar. Bunyi sekali dibiarkan
saja oleh Rina. Berbunyi lagi dan berbunyi lagi hingga berkali-kali. Lama-lama
konsentrasi Rina terganggu dan dengan sigap tangannya mengambil HP yang
terletak di atas tempat tidurnya.
Jari-jari lincah Rina mulai membuka HP yang dari tadi berbunyi. Dibukanya satu demi satu pemberitahuan yang ada di HP tersebut. Matanya tertuju pada satu aplikasi yang memang selalu jadi aplikasi favoritnya. Di situ tertulis film kartun kesukaannya yang terbaru sudah muncul. Tanpa berpikir panjang lagi, segera dibukanya aplikasi tersebut dan waktu belajarnya digunakan untuk menonton film kartun kesukaannya. “Rina, sudah selesai belajarnya ? Sudah jam 09.00 malam,” suara ibu Rina memanggil dari ruang tengah. “Ya Bu, sebentar lagi Rina tidur,” jawab Rina sambil terus melihat HP yang dipegangnya. Sampai film berakhir baru Rina merasa ngantuk dan akhirnya tertidur lelap hingga pagi hari tanpa menyentuh lagi buku pelajarannya.
“Rina, bangun… Hari sudah siang, bukanlah hari ini kamu ada ulangan,” suara Ibu Rina membangunkan Rina. Dengan tergesa-gesa Rina bangun dan menuju ke kamar mandi. Setelah itu, ia segera mempersiapkan peralatan sekolahnya dan berangkat ke sekolah. “Kamu tidak sarapan dulu ?” tanya ibunya. “Tidak bu, Rina sudah kesiangan, Rina berangkat dulu ya Bu,” jawab Rina sambil mencium tangan ibunya. Rina segera menghampiri ayahnya yang sedang duduk di teras depan rumah sambil membaca koran. “Kita berangkat yuk Yah,” ajak Rina. Ayah Rina segera menuju motor yang sudah sejak tadi di parkir di depan rumah dan Rina mengikutinya. Mereka segera berangkat menuju sekolah yang letaknya kurang lebih 500 meter dari rumah mereka.
Sesampainya di sekolah, Rina segera turun dari motor dan mencium tangan ayahnya. “Rina masuk dulu ya Yah,” ucap Rina. Ayahnya menganggukkan kepalanya. Rina segera masuk menuju kelasnya. Teman-temannya sudah berada di dalam kelas semua menunggu bel masuk. Rina segera duduk di bangkunya yang terletak di sebelah Ani. “Selamat pagi Rina,” sapa Ani. “Selamat pagi juga,” jawab Rina sambil membuka buku pelajarannya. “Memang tadi malam ga belajar Rin ? Kok baru buka buku sekarang ?” tanya Ani. “Semalam aku nonton film kartun kesukaanku, habis itu ketiduran tidak sempat baca buku,” jawab Rina.
Kring kring kring… Bel tanda masuk berbunyi. Pak Anton masuk ke kelas Rina. “Selamat pagi anak-anak semuanya ? Sudah siap untuk ulangan hari ini ?” sapa Pak Anton. “Siap,” jawab siswa serentak. Pak Anton segera membagi soal ulangan kepada para siswa. Semua siswa mengerjakan soal ulangan dengan tertib. Rina tampak gelisah karena tidak bisa mengerjakan soal ulangan yang ada di hadapannya. Berulang kali kepalanya tengak-tengok. Ani yang duduk di sebelahnya merasa keheranan dengan perilaku Rina dan sesekali mengingatkan Rina. Melihat perilaku Rina, Pak Anton segera menegurnya. “Rina, dari tadi bapak perhatikan kamu tengak-tengok seperti orang gelisah, ada apa Rina ?” tanya Pak Anton. “Nggak papa pak,” jawab Rina sambil tersipu malu. “Kamu nggak bisa ? Memang tadi malam nggak belajar ?” tanya Pak Anton lagi. Rina menggelengkan kepalanya sambil menunduk.
Kring kring kring… bel tanda selesai mengerjakan ulangan dan pulang berbunyi. Seluruh siswa segera mengumpulkan kertas ulangannya dan bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang, mereka berdoa terlebih dahulu. Setelah mengucap salam seluruh siswa keluar kelas. Rina keluar kelas dengan tertunduk lesu. Ani mendekati Rina. “Sudahlah, ini pengalaman buruk hari ini, besok jangan terulang lagi,” ucap ucap Ani. “Ya, mau gimana lagi, aku menyesal, seharusnya aku memberikan HP ku kepada ibu ketika sedang belajar sehingga tidak menganggu konsentrasiku,” jawab Rina. Akhirnya mereka berdua keluar dari gerbang sekolah pulang menuju ke rumah masing-masing dengan berjalan kaki beramai-ramai dengan teman-teman yang lain. Dalam hati Rina berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari karena akan merugikan diri sendiri.
Brlajaran yang berharga, menyadari akan kesalahan itu lebih dan tak akan mngulangi kesalahan 6ang sama.
BalasHapusBenar sekali ibu... Terima kasih sudah berkunjung.
Hapus