![]() |
Flyer Kelas Inovasi PGRI |
Menurut Mulyani permainan tradisional adalah suatu
permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena
mengandung nilai-nilai kearifan local.
Ada beberapa hal yang menyebabkan permainan
tradisional kurang diminati, yaitu :
1. Orangtua
zaman sekarang kurang mengenalkan permainan tradisional kepada anaknya.
2. Lahan
atau tempat untuk bermain anak semakin sempit karena banyak bangunan sehingga
anak kesulitan mencari tempat untuk bermain.
3. Di
sekolahsudah jarang di ajak bermain permainan tradisional dan guru kurang
mengenalkan permainan tradisional.
4. Perkembangan
teknologi membuat anak tidak tertarik untuk bermain karena anak lebih tertarik
dan terbiasa menggunakan HP.
5. Pandemik
yang berkepanjangan melarang masyarakat untuk keluar dari rumah dan berkerumun
sehingga anak terbiasa di rumah dan enggan untuk keluar rumah
Bagaimana cara menggiatkan kembali permainan tradisional ?
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menggiatkan kembali permainan tradisional, yaitu :
1. Mengadakan
kegiatan parenting tentang permainan tradisional.
2. Mengenalkan
permainan tradisional kepada orang tua melalui kegiatan pertemuan walimurid dan
mengenalkan kepada siswa.
3. Melakukan
permainan tradisional dengan menyenangkan
4. Melakukan
permainan tradisional sesuai dengan jadwal.
Aspek Perkembangan pada Permainan Tradisional
Selain menyenangkan permainan tradisional terdapat beberapa aspek perkembangan, antara lain :
1. Nilai
Agama dan Moral
Nilai agama dan moral
yang terdapat dalam permainan tradisional antara lain :
-
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar,
-
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
-
Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
-
Mengenal dan menunjukkan perilaku baik sebagai
cerminan akhlak mulia
2. Fisik
Motorik
Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan motoric kasar dan halus
Macam-Macam Permainan Tradisional
1.
Engklek/Suramanda
Cara bermain
engklek/suramanda dimulai dengan dengan mempersiapkan arena dan gacu, kemuadian
pemain melakuakb hom pim pa dan pemain yang menang bermain terlebih dulu.
Setelah itu dilakukan secara bergantian
2.
Lompat
Tali
3.
Bakiak
4.
Blenthik/
Pate Lele
5.
Kucing
dan Tikus
Permainan ini
membutuhkan tempat/halaman yang luas.
Cara bermainnya yaitu menentukan 2 pemain yang bersedia jadi kucing dan tikus, sedangkan teman
yang lain membuat lingkaran besar, sambil bergandeng tangan untuk pagar, tugas kucing
mengejar tikus dan tugas pagar memberi kesempatan tikus keluar masuk lingkaran,
dan menutup rapat pagar jika kucing keluar masuk
6.
Obag
Dhelik/ Petak Umpet
7.
Sledhur-Sledhur/ Ular Naga
8.
Sapu
tangan
9.
Sepak
Tekong
10.
Cublak-Cublak
Suweng
11.
Bekel
12.
Gotri Ala gotri/ Kodok
Cara
bermainnya yaitu menyiapkan sebuah
batu atau pecahan bata dan anak-anak duduk jongkok melingkar. Salah satu anak
membawa batu sebagai gaco, dan memindahkan gaco di depan temannya sambil semua menyanyi gotri ala gotri, gaco tersebut terus dipindah
secara berputar sampai lagu selesai. Anak yang kebagian gaco pas lagu terakhir
harus jadi kodok, kemudian mengejar teman-temannya
dengan cara melompat seperti kodok.
13. Dakon/Congklak
15. Silahkan-silahkan
Cara bermainnya
yaitu anak-anak posisi duduk/berdiri melingkar, kemudian anak-anak membuat
kesepakatan tentang aturan jika ada yang tidak bisa menyebutkan, ataupun sama
dengan temannya ketika menyebutkan nama benda. Salah satu anak jadi pemimpin
awal, lalu membuat kesepakatan nama apa yang yang akan disebutkan dan jika sudah
ada kesepakatan, apa yang akan disebutkan maka mereka nyanyi bareng-bareng
silahkan-silahkan….
16. Permisi Tuan/Nyonya
Cara bermainnya
yaitu menyiapkan rumah untuk Tuan/Ny. Rumah berupa tanah atau lantai yang
diberi garis pembatas, selebihnya untuk masuk tamu. Pemain melakuakn Hom pim pa
dan bagi yang kalah hom pim pa menjadi Tuan/ Nyonya. Pemenang hom pim pa
berkumpul membuat kesepakatan kerja apa yang akan dilakukan dengan cara
berbisik, misal: petani mencangkul sawah kemudian pemenang hom pim pa bertamu,
sambal berkata” permisi Tuan…dst
17. Pong-pong Golong
Cara bermainnya
yaitu Hom pim pa kemudian semua pemain tangannya mengepal membentuk
ndhog/telur, bertumpuk-tumpuk, yang menang hom pim pa, posisi kepalan tangan
paling atas. Semua menyanyi pong-pong golong, Ketika lagu terakhir pecaha
ndhoge siji thug pyaarrr, kepalan tangan dibuka, begitu seterusnya sampai selesai.
Pyarrrr yang paling atas, memutar punggung semua telapak tangan teman, sambil
nyanyi uyeg2 beranti sampai selesai, dilanjut thit thit thuit Lombok abang apa
Lombok ijo, terakhir ada percakapan satu persatu bergantian, ditutup lagu
gethuk liwet dhendheng gudel, selesai.
18. Ndhas, gulu, cucuk, cakar, combel
Cara bermainnya
yaitu para pemain duduk melingkar, masing-masing pemain memilih salah satu
peran yaitu ndhas, gulu, cucuk, cakar, combel. Para pemain meletakkan jari
tangannya di lantai dengan jumlah sesuai
keinginan, kemudian, salah satu dari mereka menunjuk jari-jari temannya secara
berurutan sambil menyebutkan’’ ndhas, gulu, cucuk, cakar, combel sampai selesai.
Ketika sampai selesai, jatuhnya hitungan pas cakar…berarti cakar berhenti
menunggu teman yang lain. Hitungannya menjadi: Ndhas, gulu, cucuk, combel,
Ketika sampai ndhas, berarti ndhas menunggu, begitu seterusnya sampai selesai,
yang tidak terhitung temannya berarti yang jadi, dengan cara memasang
tangannya, cakar lalu menggunakan senjatanya, sedangkan yang jadi memasang telapak
tangannya, tapi harus sigap jangan sampai terkena cakaran.
19. Tong-tong mukiji
Cara bermainnya
yaitu para pemain duduk melingkar dilantai dan masing-masing pemain memilih
salah satu peran, di antaranya: tong, banyu, pikulan, tampar, timba. Semua
pemain meletakkan jari tangannya di lantai dengan jumlah sesuai keiginan dan salah
satu teman menghitung jari tangan teman, sambil mengucap kata” tong, banyu,
pikulan, tampar, timba. Ketika kebetulan pas nyampai tong, berarti tong
menunggu teman yang lain sampai selesai semua dan jika sampai putaran terakhir
salah satu pemain tidak terhitung namanya maka pemain yang lain memukul pelan
paha yang kalah, nyanyi tong-tong mukiji sambal suit, jika suitnya selama 3
kali baru sama, maka yang kalah dipukul/digembu pahanya 3X
20. Dolanan gendong-gendongan
Cara bermainnya
yaitu dua pemain menyanyi, cabe rawit kedondong sampai selesai sambil melakukan
Gerakan tangan, saat lagu terakhir mereka suit dan yang kalah suit, menggendong
temannya sampai tujuan, sesuai kesepakatan.
Itulah beberapa permainan
tradisional yang ada sejak zaman nenek moyang kita turun temurun. Namun dengan
perkembangan teknologi permainan tradisional hamper hilang tergilas zaman. Mari
kita giatkan lagi permainan tradisional yang memiliki aspek-aspek perkembangan
yang dapat ditumbuhkan pada diri anak-anak kita dengan mengenalkan dan mengajak
anak-anak kita dan peserta didik untuk melakukan permainan tradisional dengan
penuh rasa senang.
Fatmawati S.Pd. (SMA N 1 Sumberejo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar