Sabtu, 05 November 2022

Guru dan Kepala Sekolah Keren Dalam Merdeka Belajar


Guru dan Kepala Sekolah Keren Dalam Merdeka Belajar

 Pada tanggal 23 April 2022 Satuguru menyelenggarakan kegiatan Narasi Inspirastif Satuguru Episode 1. Hadir dalam acara ini Kepala Sekolah Inspiratif Nasional Tahun 2021 yaitu Bapak Iwan Kurniawan, M.Ag. Kepala SD Muhammadiyah 7 Bandung. Selain itu hadir pula seorang Guru Inspiratif Nasional Tahun 2022 yaitu Bapak Dede Suryana, M.Pd. dari SDS Kemala Bhayangkari Bandung. Tema yang diangkat dalam kegiatan Narasi Inspirasi Satuguru kali ini adalah Guru dan Kepala Sekolah Keren dalam Merdeka Belajar.

Apa itu Merdeka Belajar ?

Sejak lahir manusia itu dalam keadaan merdeka. Kemerdekaan merupakan salah satu hak asasi manusia.

Merdeka belajar merupakan pendekatan dalam belajar supaya siswa dapat menemukan potensi yang dimilikinya dan siswa diberi kebebasan memilih mata pelajaran yang diminati sehingga siswa dapat mengoptimalkan bakatnya dan dapat berkarya sebagai sumbangsihnya terhadap bangsa. Merdeka belajar merupakan pembelajaran yang berdiferensiasi sehingga pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Merdeka belajar dapat dilakukan di mana saja dan dapat dilakukan oleh siapa saja yang dapat memberikan pendidikan yaitu guru dan orang tua siswa.

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam merdeka belajar adalah membuat semua orang merdeka sehingga semua orang dapat menemukan potensi dan bakatnya serta mengembangkan potensi dan bakat tersebut secara maksimal. Guru dapat mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya sehingga guru dapat memberikan layanan yang terbaik bagi siswa sesuai dengan kebutuhan siswa.

Guru merupakan fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga guru harus mampu mendorong, mengarahkan dan menuntun siswa agar dapat mengembangkan kekuatan kodrat yang dimilikinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Siswa tidak hanya cerdas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga memiliki karakter profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dalam mengimplementasikan merdeka belajar.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mengimplementasikan merdeka belajar antara lain :

1.    Guru adalah seorang pembelajar sepanjang hayat.

Guru perlu banyak melakukan literasi tentang merdeka belajar dan cara mengimplementasikannya di dunia pendidikan. Selain itu guru perlu memperbanyak literasi tentang berbagai ilmu pengetahuan sehingga guru dapat meningkatkan kompetensinya yang dapat mendukung pelaksanaan merdeka belajar. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, guru harus terbuka dengan perubahan yang terjadi  sehingga mau belajar tentang bagaimana pemanfaatan teknologi dan media digital dalam pembelajaran dan dunia pendidikan. Menggunakan teknologi sebagai sumber pembelajaran perlu dilakukan karena pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tapi dapat diambil dari berbagai sumber. Dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran berarti guru selalu mengikuti perkembangan zaman dan mendidik anak sesuai dengan zamannya.

2.    Guru melakukan kolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada di sekolah, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan pembelajaran.

Keberhasilan suatu proses pendidikan tidak dapat dilakukan sendirian oleh seorang guru tetapi memerlukan kolaborasi dan kerjasama dari berbagai pihak yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama.

3.    Mengoptimalkan pemanfaatan waktu yang singkat dengan kegiatan yang esssensial.

Lebih memfokuskan pada materi-materi yang essensial sehingga waktu yang singkat dapat dimanfaatkan dengan baik dan pembelajaran dapat dilakukan secara lebih mendalam.

4.    Guru memberikan sambutan hangat pada siswa sehingga siswa merasa nyaman dan senang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

5.    Pembentukan karakter profil pelajar Pancasila mulai diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dan di luar kegiatan pembelajaran melalui keteladanan guru dan kegiatan sederhana yang dapat membentuk karakter.

Perubahan itu adalah suatu keniscayaan dan pasti terjadi tapi kadang terjadinya perubahan itu tidak terasa. Perubahan dalam dunia pendidikan merupakan sesuatu yang harus terjadi karena zaman terus berubah sehingga pendidikan harus sesuai dengan zamannya. Sebagai seorang guru harus terbuka perubahan yang terus terjadi sehingga guru merupakan pembelajar sepanjang hayat yang akan terus belajar dan terus belajar tanpa berkesudahan agar bisa memfasilitasi dan menuntun siswa mengembangkan kekuatan kodrat yang dimilikinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta membentuk profil Pelajar Pancasila

 

Fatmawati, S.Pd. (SMA N 1 Sumberejo)

Tanggamus, 27 April 2022


Sumber :

www.fatmawati.my.id (27 April 2022)

Filosofi Pendidikan K.H. Hasyim Asy'ari dan Merdeka Belajar


 

Filosofi Pendidikan K.H. Hasyim Asy'ari dan Merdeka Belajar

 

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari kamis tanggal 31 Maret 2022 dilaksanakan Nguping-4 Satuguru dengan tema Filosofi Pendidikan KH. Hasyim Asy'ari dan Merdeka Belajar. Materi disampaikan oleh dua orang narasumber  yaitu Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. seorang pakar filsafat ,Islam juga Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta  dan Dr. Cepi Riyana, M.Pd. seorang Direktur Sistem dan Teknologi Informasi sekaligus Dosen Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

K.H. Hasyim Asy'ari merupakan tokoh ulama pemikir dan pejuang  serta pahlawan nasional yang menjadi salah satu tokoh besar Indonesia di abad 20. Beliau merupakan pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur dan pendiri organisasi Nahdhotul Ulama.

Pendidikan yang ideal menurut K.H. Hasyim Asy'ari meliputi tiga hal, yaitu :

1.    Profesional, yaitu mendalam  dan ahli di bidang ilmunya.

2. Mental /akhlaq/karakter sebagai landasannya atau wadahnya harus bersih dan baik.

3. Spiritual, artinya pendidikan berorientasi meningkatnya spiritual yang berhubungan dengan ranah ketuhanan.

Hasil atau buah yang diharapkan dari sebuah pendidikan yaitu manfaat (keuntungan/faedah pada diri sendiri), maslahat (kebaikkan/keuntungan yang meluas pada orang lain di lingkungannya),  dan barokah (kebaikkan yang bertambah).

Tujuan Pendidikan

Menurut K.H. Hasyim Asy'ari tujuan pendidikan antara lain :

1. Tarbiyyah (momong/memelihara), yaitu mengembangkan semua potensi baik jasmani maupun rohani untuk mempelajari, menghayati, menguasai dan mengamalkan demi kemanfaatan dunia dan akhirat. Peserta didik dapat menemukan potensinya sehingga dapat berkembang.

2. Ta'lim (mengajar), yaitu memberi materi-materi yang berharga, memberikan  wawasan-wawasan yang penting, ilmu yang bisa  menjadi kendaraan untuk mencapai kemerdekaan dirinya sendiri dan kemerdekaan bangsa. Menanamkan ilmu dan wawasan kepada peserta didik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan serta potensi yang dimilikinya.

3.   Ta'dib (peradaban), yaitu jalan bangsa Indonesia untuk mampu hidup mandiri dan bermartabat. Peserta didik diberi wawasan untuk bisa berkontribusi dan produktif di tengah peradaban dan membaur di tengah masyarakat.

Metode Mengajar

Metode mengajar yang digunakan oleh K.H. Hasyim Asy'ari antara lain :

1.    Kesungguhan dan Kemudahan

Menggunakan waktu, kesempatan, dan semua yang dimiliki untuk memperoleh ilmu, apapun konsepnya segera dijalani dengan sepenuh hati. Menghindari terlalu banyak debat, diskusi dan obrolan yang tidak perlu serta menunda-nunda suatu pekerjaan karena hal tersebut bisa mengakibatkan sesuatu yang sudah direncanakan, tertata dengan bagus akan gagal dilaksanakan.

Pelajaran disampaikan dengan cara yang mudah dicerna dan dipahami, dengan lafadz yang fasih dan jelas sehingga yang disampaikan mudah diterima oleh peserta didik dan memotivasi peserta didik menjadi rajin, berkemauan keras, suka belajar mengenai hal-hal yang baru serta berakhlak mulia. 

2.    Musyawarah

Musyawarah merupakan diskusi untuk membahas permasalahan bersama, bukan debat untuk mencari menang dan kalah. Dengan musyawarah akan menumbuhkan sikap keterbukaan, toleransi, saling menghargai pendapat orang lain,dan  fokus pada penemuan kebenaran bukan kemenangan. Musyawarah membuat seseorang dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan orang lain karena seseorang tidak akan berhasil atau unggul sendirian

Jangan menjadikan perbedaan pendapat sebagai penyebab perpecahan dan permusuhan karena hal tersebut dapat meruntuhkan bangunan masyarakat dan mendatangkan kerugian yang besar. Perbedaan adalah rahmat. Dengan adanya perbedaan saling mengisi dan melengkapi sehingga menjadi lebih baik.

Dasar Pendidikan

1.    Karakter seorang pendidik

Seorang pendidik merupakan individu yang berakhlak baik, tidak menjadikan ilmu yang dimilikinya untuk mencapai kemewahan dunia atau sesuatu yang tingkatannya ada di bawah ilmu, memiliki kesadaran diri untuk selalu memberikan contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) baik bagi dirinya sendiri, peserta didik dan anggota masyarakat serta memiliki semangat untuk selalu mengembangkan keilmuannya dengan belajar secara terus menerus.

Ciri pendidik yang berkualitas antara lain :

a.       Profesional (Kamilat Ahliyyatuh), seorang pendidik  memiliki keahlian yang mendalam di bidangnya

b. Penyayang (Tahaqqaqat Syafaqatuh), dalam mendidik karena kasih saying pada orang yang didik.

c. Berwibawa (Zaharat Muru'atuh), seorang pendidik layak untuk menjadi teladan dan contoh.

d. Menjaga diri ('Urifat Iffatuh), seorang pendidik dapat menjaga dirinya

e. Berkarya (Isytaharat Shiyanatuh), seorang pendidik harus produktif dan kreatif sehingga menghasilkan banyak karya.

f.        Pandai Mengajar (Aksan Ta'lim)

g.    Berwawasan Luas ( Ajwa Tafhim), seorang pendidik tidak boleh ketinggalan dari anak didiknya sehingga selalu terus belajar.

2.    Karakter pencari ilmu (peserta didik)

Seorang pencari ilmu harus senantiasa menjaga kebersihan hati dan keikhlasan dalam menuntut ilmu serta semangat dalam belajar, selalu tawadhu' (hormat dan patuh pada guru), dan ketika belajar selalu ingat kepada Allah mengharapkan  ridho-Nya serta mendapat limpahan ilmu yang bermanfaat dan berkah.

Ada beberapa adab bagi seorang pencari ilmu, yaitu :

a.      Harus mensucikan hati dari segala kotoran dan penyakit hati sehingga selalu menjauhi hal-hal yang dapat mengotori hati.

b. Meluruskan niat dalam mencari ilmu untuk mengharapkan ridho Allah.

c.  Dapat membagi dan memanfaatkan waktu serta menyegerakan dan tidak menunda-nunda pekerjaan.

d. Qona'ah yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang dimilikinya untuk mencari ilmu dan tidak suka mengeluh.

e. Wira'i yaitu mampu mampu menjaga diri

f. Mengurangi kesenangan yang berlebihan seperti makan berlebihan, minum berlebihan, tidur berlebihan asalkan tidak membahayakan diri sendiri.

g.   Tidak tenggelam dalam pergaulan terutama dengan teman lawan jenis.

Menemukan Barokah Ilmu

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menemukan barokah ilmu, yaitu :

1.    Niat yang ikhlas

2.    Kaifiat : Badlul Juhdi (mengerahkan segala daya yang dimiliki)

Dengan cara jihad (mengerahkan daya fisik), ijtihad (mengerahkan daya intelektual), dan mujahadah (mengerahkan segala daya spiritual)

3.    Khidmah, adab kepada apapun yang berhubungan dengan ilmu seperti menghormati dan menghargai guru, buku, lembaga dan lainnya yang berhubungan dengan ilmu.

4.  Tidak mencampurnya dengan maksiat.

5. Berdo'a, mendo'akan, dan minta dido'akan.

Inovasi pendidikan yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asy'ari yaitu memperkenalkan sistem madrasah dengan pengajaran pelajaran-pelajaran umum seperti matematika, geografi, sejarah, menulis huruf latin dan bahasa Belanda sehingga yang dipelajari tidak hanya ilmu agama saja. Selainitu juga beliau menyetujui gagasan A. Wahid Hasyid dan K.H. Muhammad Ilyas untuk mendirikan madrasah Nidzamiyah di pesantren Tebu Ireng yang di dalamnya diajarkan 70 % ilmu pengetahuan umum dan 30 % ilmu pengetahuan agama serta mendirikan perpustakaan.

Merdeka belajar.

Mengapa harus merdeka belajar ?

Mari kita lihat faktanya dalam perspektif siswa :

1.  Apakah ada kebebasan dalam memilih minat belajar ?

Pilihan minat sedikit yang dapat diambil oleh siswa yaitu IPA, IPS dan Bahasa.(timing) sehingga sering terjadi salah pilih bidang atau jurusan. Jika ini dibiarkan maka akan terjadi low competences, kompetensinya tidak mendalam.

2. Apakah ada kebebasan penguasaan kompetensi

Tendensinya lebih mengarah pada ranah kognitif sehingga terjadi disharmony competency. Jika ini dibiarkan maka setelah siswa lulus akan terjadi Not Qualiification (kemampuannya tidak diharapkan).

3. Apakah ada kebebasan dalam berbicara.

Siswa yang kritis, sering menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya seringkali tidak disukai oleh guru karena guru merasa disaingi.

4. Apakah ada kebebasan belajar dengan nyaman

Seringkali siswa belajar dalam tekanan (under pressure).

Faktor yang menjadi penyebabnya adalah sistem pendidikan yang berlaku dan perlakuan guru terhadap siswa.

Dimensi Terminologis Merdeka belajar

1.    Dimensi Kebijakan (Practical)

a.       4 Program Merdeka Belajar

- Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)

- Ujian Nasional ditiadakan dan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dalam bentuk simple tapi memuat komponen yang esensial.

-     Peraturan sistem zonasi

b.      Sekolah penggerak

Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis, kreatif,  dan berakhlak mulia bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Sekolah penggerak merupakan katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia. Sekolah penggerak bukanlah sekolah unggulan dan tidak mengubah input, akan tetapi mengubah proses pembelajaran yang berpusat pada murid dalam lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sehingga mencapai hasil belajar belajar di atas level yang diharapkan. Perencanaan program dan anggaran berbasik pada refleksi diri, guru selalu mengadakan refleksi utuk perbaikkan pembelajaran dan sekolah selalu melakukan pengimbasan karena kedepannya semua sekolah akan menjadi sekolah penggerak.

Bagaimana implementasi sekolah penggerak ?

1)    Pendampingan konsultatif dan asimetris

UPT kemdikbud di masing-masing provinsi memberikan pendampingan Pemda selama implementasi sekolah penggerak sehingga jika terjadi kendala di lapangan dapat segera diatasi.

2)      Penguatan SDM sekolah

Program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) bagi kepala sekolah, pengawas sekolah, penilik dan guru. Selain itu implementasi teknologi untuk guru.

3) Pembelajaran dengan paradigma baru

Pembelajaran dengan paradigm baru dirancang sebagai pembelajaran yang berdifferensiasi sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Pembelajaran dilaksanakan dalam program intrakurikuler dan kokurikuler.

4)      Perencanaan berbasis data

Perencanaan diawali dengan laporan potret kondisi mutu pendidikan sebagai bahan untuk refleksi diri dalam membuat perencanaan program perbaikkan.

5)      Digitalisasi sekolah

Menggunakan berbagai platform digital yang bertujuan untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi,menambah inspirasi dan pendekatan yang costumized.

Platform digital tersebut antara lain :

-  Platform Guru yang berkaitan dengan profil dan pengembangan kompetensi sebagai alat bantu bagi guru untuk meningkatkan kompetensi melalui pembelajaran berbasis microlearning dan habituasi.

-   Platform guru yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai alat bantu bagi guru untuk menjalankan pembelajaran kompetensi holistic dan terdiferensiasi.

- Platform Sumber daya sekolah untuk meningkatkan fleksibilitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam memanajeman sumber daya sekolah.

-  Dashboard Rapor Pendidikan untuk memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat dan otomatis yang dirujuk untuk evaluasi dan perencanaan.

c.       Kurikulum Merdeka

Dalam pendidikan ada beberapa mata rantai antara lain Ide/gagasan, desain, implementasi dan evaluasi. Pada dasarnya ide dan desain kurikulum adalah baik tapi dalam implementasi dan evaluasi terjadi perbedaan sehingga tidak sesuai dengn ide dan desain yang sudah direncanakan.

Kurikulum Merdeka merupakan opsi satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

-     Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila

-  Fokus pada materi essensial sehingga ada waktu yang cukup untuk pembelajaran yang lebih mendalam. Siswa tidak wajib untuk mempelajari semuanya.

-  Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran berdifferensiasi sesuai dengan kemampuan belajar siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda satu sama lain.

2.    Dimensi Substansi (Teoritical)

Terjadi pergeseran paradigma dalam pendidikan, yaitu :

- Paradigma lama, pendidikan merupakan pengajaran/mengajarkan yaitu transfer ilmu pengetahuan dimana dalam pelaksanaannnya harus ada dalam setting kelas, berpusat pada guru, sekolah merupakan pusat pembelajaran, jadwal tidak bisa dirubah, dan sumber belajar hanya ada satu yaitu guru.

- Paradigma baru, pendidikan merupakan pembelajaran atau membelajarkan yang dalam pelaksanaannya bisa di dalam kelas maupun secara virtual, berpusat pada murid sehingga murid juga menjadi subyek pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih fleksibel karena bias dilakukan kapan saja dan di mana saja, dan sumber belajar tidak hanya satu macam melainkan banyak hal yang bisa dijadikan sumber belajar.

Esensi Merdeka belajar adalah mengoptimalkan aktivitas siswa dalam belajar untuk memperoleh pengalaman seperti menulis, membaca, menggambar, mendengar, dan keterampilan lainnya.

Merdeka belajar dapat membawa siswa menjadi partisipatif, kolaboratif, interaktif, kooperatif, dialogis, fun, dan senang dalam pembelajaran. Dalam merdeka belajar tetap mengedepankan akhlak dan karakter serta sikap yang baik.

Merdeka belajar dalam aspek pedagogy meliputi  :

-       Heutagogy, pembelajaran harus bisa membawa siswa menjadi pribadi yang mandiri.

-       Peeragogy, pembelajaran harus bisa membawa siswa dapat berinteraksi, berkolaborasi dan bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan pendidikan.

-  Cybergogy, memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Kita sebagai guru harus dapat menciptakan Better Teaching Learning (pembelajaran yang terbaik) sehingga akan menimbulkan meaningfull learning (pembelajaran bermakna) bagi siswa yang akan menimbulkan perubahan perilaku pada siswa. Perubahan perilaku yang baik yang menempel pada diri siswa dalam waktu yang lama akan menjadi karakter bagi siswa.

 

Fatmawati, S.Pd. (SMA N 1 Sumberejo)

Tanggamus, 03 April 2022


Sumber :

www.fatmawati.my.id (3 April 2022)

Model Evaluasi Bimbingan Konseling

 Model Evaluasi Bimbingan Konseling

 

Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan masing-masing, hari ini MGBK SMA dan SMK Kabupaten Tanggamus mengadakan pertemuan rutin secara bersama-sama yang bertempat di SMK N 1 Kotaagung Barat. Selain pertemuan MGBK dalam kegiatan tersebut dilaksanakan Workshop Bimbingan Konseling dengan tema Model Evaluasi Bimbingan dan Konseling yang disampaikan oleh Ibu Mujiyati, S.Pd., M.Pd. Dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Lampung yang saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral di Universitas Pendidikan Indonesia.


Anggota MGBK yang menghadiri kegiatan tersebut sekitar  40 orang yang mewakili SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Tanggamus.


Dalam kesempatan ini, Ibu Dra. Sri Purwatiningsih selaku kepala SMK N 1 Kotaagung Barat sekaligus guru senior Bimbingan Konseling di kabupaten Tanggamus menyampaikan sambutannya. Beliau menyampaikan bahwa guru BK harus bangga dengan profesinya. Peran guru BK sangat penting di lembaga pendidikan dalam membantu siswa dalam menemukan potensinya sehingga dapat mengembangkan potensinya secara optimal.


Setelah itu ketua MGBK SMK Ibu Dra. Sumiatun guru BK SMKN 1 Talang Padang menyampaikan sambutannya dilanjutkan dengan sambutan dari ketua MGBK SMA yang disampaikan oleh Bapak Pracoyo Widodo, S.Pd.




Pada acara inti Ibu Mujiyati, S.Pd., M.Pd. selaku narasumber menyampaikan materi tentang Model Evaluasi Bimbingan Konseling.

Layanan bimbingan konseling terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan tertuang dalam program BK yang didahului dengan pelaksanaan need assesment, pelaksanaan program, evaluasi program dan tindak lanjut.

 

Tahapan Evaluasi program BK


Tahapan dalam evaluasi program BK meliputi :

1.         Tahap Persiapan

Menetapkan aspek-aspek yang dievaluasi, kriteria  keberhasilan evaluasi, alat-alat atau instrument evaluasi, dan prosedur evaluasi.

2.         Tahap Penyusunan Alat atau instrument Evaluasi

Menyusun instrument evaluasi atau menggunakan alat/instrument yang ada.

3.         Tahap Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi

Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai jadwal.

4.         Tahap Menganalisis Hasil Evaluasi

Mengolah data hasil evaluasi yang dikumpulkan berdasarkan jenis data baik secara statistic maupun nonstatistik.

5.         Tahap Interpretasi dan Pelaporan Hasil Evaluasi

Membandingkan hasil evaluasi dengan kriterian keberhasilan evaluasi serta dilaporkan untuk perbaikkan dan pengembangan program.

 

Model-Model Evaluasi Program BK


Model-model evaluasi program BK antara lain :

1.         Model CIPP (Content, Input, Process, Product)

2.         Model Discepancy

Dengan melihat kesenjangan antara implementasi program dengan standar penilaian yang telah ditentukan.

3.         Model Measure terdiri dari bermacam-macam aspek diantaranya aspek mission, aspek element, aspek analyze, aspek stakeholder, aspek result dan aspek educate.

4.         SCARS (School Counsellor Rating Scale)

Menganalisisdaftar kegiatan yang disukai meliputi konsultasi, koordinasi, konseling dan intervensi kurikulum.

5.         TISC (Transformation Individual School Counseling Model)

Model ini dikembangkan dalam empat langkah, yaitu :

-        Perspektif kesehatan mental beralih ke perspektif sekolah.

-        Menentukan masalahnya

-        Menenrapkan intervensi konseling jangka pendek

-        Mengevaluasi data dengan menggunakan rancanagn penelitian kasus tungal.

6.    Accountability Bridge Model

Evaluasi dilakukan dengan melibatkan stakeholder yang ada  dan melaporkannya pada stake holder. Evaluasi ini meliputi Siklus Evaluasi Program Konseling dan Siklus Evaluasi Konteks Konseling

Langkah yang dilakukan antara lain :

-       Mengidentifikasi program atau intervensi untuk dinilai

-       Mengidentifikasi pertanyaan panduan dan oendekatan hasil

-       Mengidentifikasi data dan mengembangkan rencana manajemen data

-       Mengumpulhan dan menganalisis data

-       Menafsirkan dan menerapkan hasil.

 

Analisis program BK

Analisis program BK meliputi :

1.     Kekuatan Program

2.     Kelemahan program

3.     Ancaman

4.     Peluang

 

Setelah itu setiap guru BK mengisi angket yang diberikan oleh narasumber dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan oleh nara sumber kepada MGBK SMK Kabupaten Tanggamus. Terakhir dilakukan sesi foto bersama. Sungguh menyenangkan dan bermanfaat kegiatan hari ini dalam menjalin sillaturrahmi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.

 

Fatmawati, S.Pd. (SMA N 1 Sumberejo)

Tanggamus, 31 Maret 2022


Sumber :

www.fatmawati.my.id (31 Maret 2022)

Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan m...